CakapCakap – Cakap People! Kerusuhan massa kembali terjadi di Bangladesh pada Minggu, 4 Agustus 2024. Unjuk rasa menuntut Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mundur tersebut menyebabkan sedikitnya 98 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Guna meredam kerusuhan, polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan puluhan ribu demonstran.
Aksi demonstrasi yang dimotori oleh mahasiswa ini telah berlangsung sejak Juli lalu dan mengakibatkan lebih dari 300 orang meninggal. Puncaknya, peristiwa ini membuat Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri setelah 20 tahun memimpin.
Kekerasan ini menjadi salah satu hari paling mematikan dalam sejarah kerusuhan sipil di Bangladesh. Peristiwa ini juga mungkin merupakan ujian terbesar bagi Sheikh Hasina.
Penyebab kerusuhan di Bangladesh
Kerusuhan di Bangladesh berawal dari aksi demonstrasi yang dilakukan oleh aktivis mahasiswa di Universitas Dhaka, universitas terbesar di negara itu. Unjuk rasa tersebut memanas sejak akhir bulan lalu hingga berujung bentrokan dengan polisi dan demonstran pro-pemerintah.
Mahasiswa melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap kuota pegawai negeri sipil yang mencapai 30 persen untuk keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh tahun 1971. Kuota ini dianggap menguntungkan sekutu partai yang berkuasa.
Para demonstran menilai sistem tersebut diskriminatif dan menguntungkan pendukung partai Liga Awami yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hasina. Mereka pun mendesak agar sistem kuota digantikan dengan sistem berbasis prestasi.
Sistem kuota pegawai negeri itu telah ditetapkan pada 1972. Kemudian pada 2018 sistem tersebut sempat dihapus, namun kini diberlakukan kembali. Walhasil, para kritikus menganggapnya tidak adil dan menguntungkan pendukung Liga Awami karena membatasi kesempatan bagi kandidat lain yang memenuhi syarat.
Protes ini kemudian berkembang melampaui isu kuota PNS. Selain mahasiswa, berbagai elemen masyarakat turut bergabung, termasuk bintang film, musisi, dan bahkan produsen garmen. Lagu-lagu rap dan kampanye media sosial memperkuat seruan agar Hasina mengundurkan diri.
Protes tersebut juga berubah menjadi kekerasan yang menuntut pengunduran diri Hasina. Perdana Menteri Hasina, yang memimpin sejak 2009, dituduh memperkuat kekuasaan melalui lembaga negara dan menekan perbedaan pendapat.
Hasina mundur dan Kabur ke India
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina akhirnya mengundurkan diri pada Senin, 5 Agustus 2024, dan meninggalkan Ganabhaban, kediaman resminya yang megah.
Menurut laporan media, wanita berusia 76 tahun tersebut diterbangkan dengan helikopter militer bersama saudara perempuannya menuju India. CNN News 18 melaporkan bahwa Hasina telah mendarat di Agartala, ibu kota negara bagian Tripura di timur laut India, setelah melintasi perbatasan timur Bangladesh.
Hasina baru saja memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut pada Januari tahun ini dalam pemilihan yang diboikot oleh partai oposisi utama, Partai Nasionalis Bangladesh, yang dipimpin oleh rival lamanya, Begum Khaleda Zia.
Hasina sendiri telah berkuasa sejak 2009 setelah memenangkan perebutan kekuasaan yang berlangsung selama puluhan tahun dengan Zia. Keduanya mewarisi gerakan politik dari ayah dan suami mereka yang terbunuh.
Hasina adalah putri Mujib, ayahnya yang dibunuh. Sedangkan Zia mewarisi peran politik dari suaminya, Ziaur Rahman, yang mengambil alih kekuasaan setelah kematian Mujib dan dibunuh pada tahun 1981.
“Pengunduran diri Hasina membuktikan kekuatan rakyat,” kata Tarique Rahman, putra tertua dari Zia yang diasingkan. Ia Sekarang menjabat sebagai penjabat ketua partai oposisi.
“Bersama-sama, mari kita bangun kembali Bangladesh menjadi negara yang demokratis dan maju, di mana hak dan kebebasan semua orang dilindungi,” tulisnya di X.
Militer Bangladesh Ambil Alih Pemerintahan
Setelah Sheikh Hasina mundur dari jabatannya, Angkatan Darat Bangladesh langsung mengambil alih kendali pemerintahan. Kepala Angkatan Darat Bangladesh Jenderal Waker-Uz-Zaman mengatakan kepada media bahwa Angkatan Darat akan membentuk pemerintahan sementara dan mengimbau para pengunjuk rasa untuk mengakhiri aksinya.
“Ada krisis di negara ini. Saya telah bertemu dengan para pemimpin oposisi dan kami telah memutuskan untuk membentuk pemerintahan sementara untuk menjalankan negara ini,” demikian kata panglima militer.
“Saya bertanggung jawab penuh dan berjanji untuk melindungi nyawa dan harta benda Anda. Tuntutan Anda akan dipenuhi. Mohon dukung kami dan hentikan kekerasan. Jika Anda bekerja sama dengan kami, kita dapat bergerak menuju solusi yang tepat. Kita tidak dapat mencapai apa pun melalui kekerasan,” katanya. Kepala Angkatan Darat juga mengonfirmasi bahwa Hasina telah mengundurkan diri.
NDTV | REUTERS | TEMPO