CakapCakap – Cakap People! Olimpiade Paris 2024 resmi dibuka pada tanggal 26 Juli 2024 di Sungai Seine, Paris dan akan berakhir pada 11 Agustus 2024. Setidaknya 10.500 atlet dari 184 negara partisipan akan bertanding dalam 329 nomor dari 32 cabang olahraga di Olimpiade Paris 2024. Namun, baru beberapa hari berjalan, acara Olimpiade Musim Panas yang digelar setiap empat tahun sekali ini telah menimbulkan rentetan kontroversi.
Dimulai dari upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang memarodikan lukisan “Perjamuan Terakhir” oleh komunitas LGBT yang menuai banyak kritik, penyiar Olimpiade 2024 yang salah membacakan Korea Selatan sebagai Korea Utara ketika sesi perkenalan kontingen, pencurian barang berharga milik Timnas Argentina U-23 di tempat latihan, hingga bus yang membawa atlet skateboard ke tempat pertandingan mogok.
Keanehan dalam penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 tak sampai di situ. Para atlet yang tinggal di Wisma Olimpiade tidak akan menemukan beberapa makanan tertentu, termasuk kentang goreng dan alpukat.
Lantas, apa alasannya para atlet dilarang mengonsumsi kentang goreng dan alpukat? Berikut jawabannya.
Menu yang Beragam dan Ramah Lingkungan
Pada gelaran Olimpiade Paris 2024 kali ini, penyelenggara berkomitmen untuk mengusung keberlanjutan (sustainability) demi mengurangi emisi karbon selama acara berlangsung. Upaya keberlanjutan itu turut diterapkan dalam menu makanan atlet yang disediakan di Wisma Olimpiade Paris 2024, termasuk penggunaan peralatan makan dan piring yang dapat digunakan kembali.
Dipimpin oleh koki Stéphane Chicheri dan koki Charles Guilloy, mengutip E! News, Wisma Olimpiade Paris 2024 akan menyajikan sekitar 500 hidangan berbeda bagi para atlet. Hidangan yang disediakan bukan hanya mendukung nutrisi penting bagi para atlet, tetapi juga beragam kuliner yang fokus pada kesejahteraan lingkungan dan hewan.
Para koki telah mengumumkan bahwa dapur mereka akan menyajikan hot dog vegetarian, quinoa muesli, dan berbagai hidangan multikultural seperti shawarma vegetarian, falafel bit, dan terong panggang. Belum lagi, tersedia pula enam tempat makanan cepat saji yang menyajikan kuliner dari Asia, Timur Tengah, Afro-Karibia, burger, dan hidangan halal.
Tidak Ada Kentang Goreng
Keputusan untuk menghilangkan menu kentang goreng bukanlah tanpa alasan. Di samping alasan kesehatan, karena gizi kentang goreng tidak ideal untuk atlet, hal itu juga berkaitan dengan masalah keselamatan demi mengurangi risiko kebakaran.
“Kentang goreng terlalu berisiko karena kekhawatiran bahaya kebakaran pada alat deep fryer,” kata koki Charles Guilloy kepada The New York Times.
Menu Alpukat dan Foei Gras Dihilangkan
Para atlet tidak akan menemukan hidangan foie gras (hati bebek atau angsa) maupun alpukat dalam menu-menu di wisma atlet Olimpiade Paris 2024. Justru, panitia akan fokus menyajikan berbagai makanan nabati.
“Tidak untuk foie gras karena kesejahteraan hewan adalah prioritas utama semua orang, dan tidak untuk alpukat karena alpukat diimpor dari tempat yang jauh dan menghabiskan banyak air,” tambah Guilloy.
Sampanye Dilarang
Selain alpukat, foie gras, dan kentang goreng, sampanye juga dilarang di Wisma Olimpiade.
“Tentu saja tidak ada sampanye di Wisma (Olimpiade),” kata Direktur Wisma Olimpiade dan Paralimpiade Laurent Michaud kepada Sky News.
“Tetapi mereka juga dapat menikmati sampanye sebanyak yang mereka inginkan di Paris.”
Dan meskipun ada bar olahraga di kompleks atlet tersebut, mereka tidak akan menyediakan alkohol agar para atlet benar-benar dapat berbagi momen dan suasana di sana.
Kualitas Makanan Dicap Kurang Memuaskan
Di sisi lain, sajian makanan di Wisma Olimpiade 2024 tak luput dari kontroversi. Kontingen Norwegia dan tim Inggris Raya mengungkapkan ketidakpuasan terhadap pelayanan di Olimpiade 2024. Inggris Raya sampai mendatangkan koki mereka sendiri dari Britania Raya ke Paris setelah banyak atlet marah karena disuguhi makanan mentah dan porsi makanan yang terlalu sedikit.
Andy Anson, kepala eksekutif Asosiasi Olimpiade Inggris, mengatakan kepada Times, “Tidak cukup makanan tertentu, telur, ayam, karbohidrat tertentu, dan kemudian ada masalah kualitas makanan, dengan daging mentah yang disuguhkan kepada para atlet,” katanya.