CakapCakap – Cakap People! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan suhu dingin yang melanda sebagian besar wilayah Pulau Jawa disebabkan oleh keberadaan angin Monsun Australia dan posisi matahari yang berada di sisi utara Bumi.
Dikutip dari Antara, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa angin Monsun Australia (Timur) yang kering dan membawa sedikit uap air berhembus menuju benua Asia melalui perairan Samudera Hindia.
Analisis tim meteorologi BMKG menunjukkan suhu permukaan laut di Samudera Hindia juga relatif lebih rendah pada saat yang bersamaan, yang berkontribusi terhadap penurunan suhu di wilayah Indonesia.
BMKG menyatakan bahwa fenomena suhu dingin ini adalah hal biasa yang terjadi pada periode medio Juli hingga Agustus, yang merupakan puncak musim kering. Fenomena ini diperkirakan bisa berlangsung hingga September.
Menurut dia, fenomena suhu dingin ini akan mempengaruhi wilayah di selatan ekuator, termasuk Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang akan mengalami suhu yang lebih dingin dari biasanya.
Namun, Pulau Jawa diperkirakan bakal terasa lebih dingin dari wilayah lainnya. Hal ini karena topografi wilayah tersebut. “Pulau Jawa akan lebih dingin karena bertopografi pegunungan atau dataran tinggi,” kata Guswanto, Kamis, 18 Juli 2024.
Berikut wilayah dataran tinggi di Pulau Jawa yang mengalami suhu dingin lebih dari biasanya:
1. Banjarnegara, Jawa Tengah, di kawasan Dieng.
2. Lumajang hingga Pasuruan, Jawa Timur, di sekitar Gunung Semeru dan Gunung Bromo.
3. Wonosobo dan Temanggung, Jawa Tengah, di kawasan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
4. Lembang Bandung, Jawa Barat.
BMKG memperkirakan bahwa wilayah tersebut akan terus mengalami suhu dingin pada pagi hari dalam beberapa waktu mendatang, dengan suhu terendah terjadi pada malam hari.