CakapCakap – Cakap People! Penembakan terhadap bekas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menjadi sorotan publik. Insiden Donald Trump ditembak tersebut menambah deretan nama tokoh negara yang pernah mengalami serangan di depan umum.
Selain insiden Donald Trump ditembak, berikut adalah beberapa tokoh negara lainnya juga pernah mengalami serangan fisik.
1. Emmerson Mnangagwa
Kampanye pemilihan umum di Zimbabwe rusuh menyusul serangan bom terhadap Presiden Emmerson Mnangagwa saat berpidato di Bulawayo, Sabtu, 23 Juni 2018.
Ledakan terjadi ketika Mnangagwa bersama politikus lainnya dari partai berkuasa Zanu-PF sedang berjalan menuju panggung di Stadion White City. Kala itu setelah ribuan pendukungnya menginginkan dia tetap tampil pada pemilihan umum bulan depan.
Insiden ledakan bom tersebut ditanggapi oleh Nelson Chamsia, pemimpin oposisi Partai Perubahan Gerakan untuk. “Kekerasan tak memiliki tempat dalam politik kami,” tulisnya melalui akun Twitter. “Kami berdoa dan berharap agar seluruh korban ledakan selamat.”
2. Nicolas Maduro
Presiden Venezuela Nicolas Maduro lolos dari upaya pembunuhan setelah drone yang dipersenjatai dengan bahan bom meledak di dekat dia pada Sabtu 5 Agustus 2018. Upaya pembunuhan terjadi saat Maduro menyampaikan pidato kepada ratusan tentara yang disiarkan langsung di televisi.
Nicolas Maduro dan istrinya, Cilia Flores, mendongak ke langit setelah mendengar suara ledakan di udara. “Ini adalah upaya untuk membunuh saya. Hari ini mereka berusaha membunuhku,” kata Maduro.
Menteri Informasi Venezuela, Jorge Rodriguez, mengatakan insiden itu terjadi tidak lama setelah jam 5.30 sore. saat Maduro merayakan ulang tahun ke-81 Garda Nasional. Nicolas Maduro mengatakan, dia melihat drone terbang yang meledak di depan matanya. Maduro sempat mengira ledakan dari kembang api untuk acara tersebut. Pengawal keamanan presiden mengantar Maduro keluar dari acara tersebut.
3. Jair Bolsonaro
Jair Bolsonaro ditikam di sebuah acara kampanye pada Kamis 6 September 2018. Ia terluka di bagian perut. Bolsonaro ditikam saat kampanye menjelang putaran pertama pemilihan Presiden Brasil pada 7 Oktober.
Luiz Henrique Borsato, yang melakukan operasi darurat, pada 7 September 2018, kondisi Bolsonari tetap stabil, tapi dalam perawatan intensif selama tujuh hari. Dokter mengatakan prosedur operasi selama dua jam menghentikan pendarahan internal yang dan memperbaiki sebagian besar luka akibat penusukan. Bolsonaro membutuhkan operasi lebih lanjut dalam beberapa bulan untuk sebagian ususnya yang sudah ditangani dengan posedur bedah kolostomi.
Bolsonaro ditikam dengan pisau di bagian bawah perutnya saat berkampanye di Juiz de Fora, sebuah kota sekitar 200 kilometer sebelah utara Rio de Janeiro.