Semenjak Internet menggurita, keberadaan email sangatlah penting bagi semua perusahaan, khususnya yang fokus pada pengalaman pelanggan dan para calon konsumen yang berharap agar terus mendapatkan informasi terkini. Satu-satunya pintu komunikasi yang nyaman digunakan oleh kedua belah pihak hanyalah email.
Keunggulan email terletak pada fakta bahwa komunikasi dengan cara ini bisa dijangkau kapan saja dan dimana saja. Email jauh lebih unggul dari sebuah pesan singkat SMS, yang karakternya terbatas dan seringkali menelan ongkos tidak murah di mata segelintir orang. Bagaimanapun juga, email sifatnya gratis. Yang dibutuhkan hanya koneksi Internet; dan itupun tidak mengharuskan koneksi yang sangat bagus.
Email merupakan jembatan marketing yang paling efektif dan murah dibanding kanal lain seperti radio, televisi atau papan iklan. Hasil kajian pasar menunjukkan kalau periklanan yang mengandalkan teknik konvensional seperti papan iklan dan media massa seringkali berbuah kebangkrutan karena menelan ongkos yang tidak sedikit. Tapi, email? Sebuah kampanye lewat email bisa meningkatkan ROI hingga 4.300 persen, lho! Itupun tanpa effort yang berat.
Hanya saja, membuat email yang langsung mendapat respon dari pembacanya adalah hal yang menantang. Bukan cuma kamu yang mengirim email ke seseorang dalam sehari. Tak jarang sang penerima email tidak ambil pusing dan langsung menghapus email masuk saat inbox hari itu terasa penuh. Yang lebih mengecewakan adalah ketika email dari kamu dianggap tidak penting, maka kemungkinan besar yang bersangkutan akan selamanya beranggapan surel kamu memang tidak perlu dibaca selamanya. Kamu tidak punya solusi selain belajar membuat email yang bakalan direspon (secara positif). Bagaimana caranya? Ikuti trik berikut.
Perbarui address book kamu secara periodik
Ini merupakan hal sepele tapi penting untuk dilakukan. Bagaimanapun juga, ketika orang berganti pekerjaan dan tempat tinggal, ada kalanya alamat email aktifnya pun berubah. Di sisi lain, kamu bisa jadi salah meng-input alamat email atau sengaja diberi email yang salah. Nah, untuk menghemat waktu dan pikiran (karena email kamu tak pernah direspon) biasakan untuk menyortir address book kamu dan verifikasi daftar email yang kamu punya untuk mengetahui alamat email yang salah, salah tulis atau email yang sudah tidak digunakan lagi. Mengirim email memang gratis. Tapi, tidak ada gunanya mengirim email ke alamat yang jelas-jelas tidak bakalan merespon.
Kirim email ke perseorangan, bukan kelompok
Satu hal yang perlu kamu sadari adalah orang lebih suka diajak bicara yang spesifik, bukan mendengar kamu bicara soal hal yang sifatnya umum. Ini berlaku juga di dunia email dimana orang lebih mengapresiasi email yang memang ditujukan padanya, bukan pada sekelompok orang. Ini alasan utama mengapa email yang ditujukan pada satu grup seringkali berakhir di tempat sampah. FYI, gaes, email yang sifatnya personal berkontribusi ke peningkatan revenue bisnis, lho. Konon, persentasenya mencapai 58 persen! Nggak percaya? Coba saja, deh.
Pastikan pembicaraan terus berlangsung
Kebanyakan bisnis mengandalkan newsletter. Kalau kamu sedikit inovatif, kamu bisa mengirim penawaran khusus via email personal. Konsumen dijamin merespon email yang sifatnya pribadi dan langsung ditujukan ke mereka. Begitu komunikasi telah terjalin, pastikan dialog terus berlangsung, bahkan ketika berada di luar apa yang kamu tawarkan sekalipun. Jadikan dialog ini sebagai input untuk perusahaan kamu nantinya. Siapa tahu kamu bisa mendapat keuntungan lebih dari proses ‘data mining’ yang kamu lakukan lewat email ini.
Pastikan isinya baru dan berguna
Ketika kamu mengetahui email kamu mendapat respon, jangan langsung beranggapan kalau promosi kamu berhasil. Itu sekedar pertanda baik kalau kamu berhasil mendapatkan perhatian konsumen atau rekan kamu. Selanjutnya, manfaatkan komunikasi tersebut untuk membahas hal yang baru, segar dan berguna untuk lawan bicara kamu; jangan hanya memikirkan maumu, gaes.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!