in ,

Ahli Gizi Harvard Terapkan 6 Kebiasaan Ini untuk Jaga Otak Tetap Tajam dan Bahagia

Kecemasan juga ikut berperan dalam menyebabkan menurunnya ketajaman otak kita

CakapCakapCakap People! Ahli gizi Harvard menerapkan sejumlah kebiasaan untuk jaga otak tetap tajam dan bahagia. Mungkin kamu sering merasa fokus kamu mudah buyar atau kamu mudah melupakan sesuatu. Ini merupakan hal yang wajar karena seiring bertambahnya usia, kemampuan kognitif kita juga ikut menurun yang menyebabkan otak kita tidak setajam dulu. Namun, kecemasan juga ikut berperan dalam menyebabkan menurunnya ketajaman otak kita.

Seorang ahli gizi dan psikiater Harvard telah menghabiskan waktu puluhan tahun meneliti bagaimana kecemasan memengaruhi banyak aspek kesehatan fisik. Para ahli setuju bahwa makanan dan nutrisi adalah kunci yang membantu kita untuk menghilangkan kecemasan, meningkatkan fokus, dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

 Ahli Gizi Harvard Terapkan 6 Kebiasaan Ini untuk Jaga Otak Tetap Tajam dan Bahagia
Ilustrasi

Melansir CNBC, berikut adalah enam hal yang diterapkan ahli gizi Harvard untuk jaga otak tetap tajam dan bahagia.

1. Konsumsi Makanan Utuh

Sayuran, buah beri, biji-bijian, dan polong-polongan yang belum diolah merupakan sumber serat yang sangat penting untuk kesehatan usus dan menciptakan lingkungan tempat bakteri baik untuk berkembang biak. Sedangkan karbohidrat kompleks yang bisa kamu temukan dalam sayuran diproses lebih lambat oleh tubuh.

Artinya, mengonsumsinya bisa membantu kamu menghindari lonjakan gula darah dan metabolisme yang sehat adalah kunci utama dalam mencegah kecemasan.

2. Konsumsi Makanan Beragam Warna

Mengonsumsi berbagai macam warna memberikan pasokan nutrisi yang penting untuk fungsi otak yang baik dan pikiran yang tenang. Namun, ini bukan seputar buah dan sayur saja.

Herbal dan rempah-rempah juga memberikan warna dan rasa pada makanan serta memiliki sifat melawan kecemasan, seperti kurkumin yang terkandung dalam kunyit bisa membantu mengatasi peradangan dan kolesterol tinggi.

3. Memperbanyak Konsumsi Mikronutrien

Vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan mineral merupakan mikronutrien penting yang bisa membantu kamu mengurangi kecemasan. Banyak mikronutrien memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang bisa melindungi otak dari penurunan kognitif jangka panjang.

Mikronutrien juga membantu memproduksi dan mengatur zat kimia pengatur suasana hati seperti dopamin dan serotonin.

4. Utamakan Lemak Sehat

Otak kita terdiri dari 60 persen lemak dan pasokan lemak sehat yang stabil adalah salah satu faktor terpenting dalam menjaga otak tetap sehat dan bebas dari kecemasan. Minyak zaitun dan minyak alpukat merupakan lemak sehat yang memiliki sifat antiinflamasi serta membantu meningkatkan kesehatan usus dan metabolisme.

Hindari menggunakan minyak safflower, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari saat memasak karena ketiga minyak tersebut mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang tidak sehat.

5. Hindari Makanan yang Meningkatkan Gula Darah

Indeks glikemik mengukur seberapa cepat makanan memengaruhi kadar glukosa darah kita. Jadi, karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi seperti tepung terigu olahan, nasi putih, dan pati lainnya bisa meningkatkan kadar gula darah. Sebagai penggantinya, kamu bisa mendapatkan gula alami dari buah dan sayuran.

6. Konsisten dan Seimbang

Untuk membuat rencana nutrisi yang tepat, pilihlah makanan sehat yang sesuai dengan profil rasa dan cara makan yang kamu sukai. Selain itu, dengarkan tubuh kamu juga. Jika kamu merasa mudah tersinggung, lapar, atau gelisah setelah mengonsumsi makanan tertentu, cobalah menghilangkannya dari pola makan kamu karena mungkin makanan tersebut tidak baik untuk kamu.

Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inilah Deretan Sanksi Jika Tak Padankan NIK dengan NPWP Sampai 30 Juni

Inilah Deretan Sanksi Jika Tak Padankan NIK dengan NPWP Sampai 30 Juni

10 Negara dengan Tingkat Perceraian Tertinggi di Dunia

10 Negara dengan Tingkat Perceraian Tertinggi di Dunia