CakapCakap – Cakap People! Saat ini, Kaledonia Baru tengah menjadi sorotan dunia setelah terjadinya kerusuhan hebat dalam sepekan, yang dimulai pada Senin 13 Mei 2024. Kaledonia Baru bukan sebuah negara, melainkan masuk dalam wilayah Prancis.
Korban kerusuhan di Kaledonia Baru sudah menewaskan enam orang, mengutip Al Jazeera, Senin 20 Mei 2024.
Diketahui, penyebab kerusuhan di masyarakat ini terjadi karena rencana amandemen konstitusi Prancis yang mengizinkan masyarakat yang telah tinggal di Kaledonia Baru selama 10 tahun untuk memberikan suara dalam pemilihan provinsi di wilayah tersebut. Rencana ini melemahkan perjanjian tahun 1998 yang membatasi hak pilih.
Mengutip CNN Indonesia, hadirnya rencana baru tersebut membuat sejumlah pemimpin lokal Kaledonia Baru khawatir akan perubahan yang bisa melemahkan perolehan suara suku Kanak.
“Usulan pembukaan kembali badan pemilu tidak lebih dari kembalinya strategi kolonialisme pemukim,” ujar seorang senator Kanak pro-kemerdekaan Robert Xowie, seperti dikutip dari Politico.
Dalam seminggu ini, para pengunjuk rasa melakukan aksi bakar kendaraan dan bangunan-bangunan umum. Bahkan, akibat terjadi kerusuhan ini menyebabkan sekitar 3.200 wisatawan dan pelancong terdampar di dalam dan di luar kepulauan karena penutupan bandara internasional di Noumea.
Di samping kerusuhan yang terjadi di Kaledonia Baru, tahukah kamu jika ternyata wilayah ini banyak dihuni oleh orang Jawa?
Mengenal Kaledonia Baru
Kaledonia Baru merupakan sebuah kepulauan yang masuk ke dalam wilayah Prancis. Wilayahnya terletak di Oseania dan sub-benua Melanesia di Samudra Pasifik sebelah barat daya.
Wilayah ini ditemukan oleh seorang penjelajah, James Cook pada 4 September 1774. Saat itu, ia tengah melakukan perjalanan keduanya di kawasan Pasifik. Ia memberi nama Kaledonia Baru karena teringat tanah kelahirannya, Skotlandia.
Kepulauan dengan luas 18,575 kilometer persegi ini diambil alih oleh Prancis pada 24 September 1853 di bawah pemerintahan Napoleon III. Setelah itu, membangun Noumea yang saat ini menjadi ibu kotanya, sejak 25 Juni 1854.
Cerita Awal Mula Orang Jawa Banyak Tinggal di Kaledonia Baru
Awal mula orang Jawa banyak tinggal di Kaledonia Baru dimulai pada 16 Februari 1896. Saat itu, pemerintah Prancis menguasai Kaledonia Baru meminta pemerintah kolonial Belanda untuk mendatangkan buruh kontrak dari Pulau Jawa. Mereka kemudian dipekerjakan sebagai buruh di sektor perkebunan, peternakan, dan pertambangan nikel.
Melansir kemlu.go.id, di tahun 2024 ini ada sekitar 4.000 orang keturunan Jawa yang tinggal di Kaledonia Baru. Mereka yang tinggal di sana ada yang masih berbahasa Jawa dan ada juga yang menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa resminya.
Dalam acara perayaan 128 tahun kedatangan orang Jawa di Kaledonia Baru, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyampaikan dalam siaran persnya, bahwa generasi muda Indonesia telah menikmati kehidupan yang jauh lebih baik dengan berbagai profesinya di kepulauan ini.
Tak hanya itu saja, mereka pun telah membentuk komunitas tersendiri. Yang walau awalnya mereka harus menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi dengan budaya baru, namun kini mereka telah berhasil membangun kehidupan baru dan memberikan kontribusi yang positif untuk tempat tinggal barunya.
Pemerintah Koledonia Baru pun, telah mengakui kontribusi orang Jawa yang tercermin dalam pembangunan monumen mengenang imigran Jawa di delapan kota.
Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!