CakapCakap – Cakap People! Jika membicarakan gaya berpakaian untuk pergi ke kantor, hal pertama yang terlintas di dalam pikiran pasti “rapi” dan “bersih”. Namun, kedua kata untuk berpakaian ke kantor itu tidak berlaku untuk tren yang berlaku di China saat ini.
Melansir dari CNN International, berpakaian tidak rapi dan “gembel”, seperti menggunakan celana piyama terjelek, sandal paling berbulu, dan pakaian berantakan menjadi tren baru untuk berangkat ke kantor di China.
Selama beberapa bulan belakangan ini, para pengguna media sosial di China kompak mengunggah foto pakaian “gembel” ke kantor mereka dengan tagar #grossoutfitforwork #uglyclothesshouldbeforwork #ootd dan membuat persaingan siapa yang mengenakan pakaian terburuk.
Di media sosial Weibo, tagar #grossoutfitforwork telah menarik lebih dari 140 juta penayangan dan puluhan ribu diskusi. Pada akhir Februari lalu, salah seorang pengguna Douyin (TikTok versi China) mengaku dimarahi bos karena berpakaian gembel ke kantor.
Setelah unggahan tersebut viral, para karyawan lainya di China pun mulai berlomba-lomba mengenakan model pakaian serupa.
Ternyata, aksi itu juga merupakan bentuk protes atas sikap atasan yang buruk, kondisi kerja yang buruk, gaji rendah, dan jam kerja terlalu panjang.
“Mendapatkan gaji yang sangat kecil, rekan kerja yang buruk, apalagi yang Anda harapkan dari pakaian saya?” ujar salah satu warganet, dikutip Selasa 23 April 2024.
Melihat semakin viralnya tren ini, media yang dikelola Pemerintah China, People’s Daily menyebutkan bahwa fenomena berpakaian jelek untuk ke kantor adalah semacam pencelaan diri sendiri.
“Selama karyawan berpakaian sopan, memiliki sikap kerja yang benar, tidak memengaruhi orang lain, dan tidak menyangkut persoalan prinsip tidak ada masalah,” tulis People’s Daily.
Tren aneh terkait pekerjaan bukan yang pertama kalinya di China. Sebelumnya, para pemuda di China sempat berharap dipecat perusahaan agar bisa bebas dari pekerjaan yang penuh tekanan dan hidup lebih santai karena menganut gaya hidup “tang ping“.
Istilah “tang ping” menggambarkan generasi muda yang hanya ingin melakukan upaya seminimal mungkin untuk bertahan hidup.
Kini, menggunakan pakaian kotor dan gembel menjadi upaya baru dari pada generasi Z yang kecewa terhadap prospek ekonomi negara yang suram dan rekor tingkat pengangguran usia muda yang tinggi.
“Mereka menganggap seperti ‘mengapa repot-repot ketika pekerjaan dan prospek kehidupan masa depan Anda tidak begitu cerah’,” ungkap pendiri Boh Project, Bohan Qiu terkait fenomena berpakaian gembel ke kantor.
“Sebelumnya mereka melihat bekerja untuk mengejar mimpi dan perusahaan memotivasi semua orang untuk memperjuangkan kue (ekonomi). Namun, sekarang orang-orang menganggap itu hal yang bohong,” lanjutnya.
Meskipun contoh-contoh yang viral di media sosial lebih ekstrem, Qiu yakin bahwa pakaian kasual untuk bekerja akan selalu populer di China dan akan terus berlanjut, terutama di tempat kerja yang jam kerja lembur dan berjam-jam di depan komputer. Biasanya, ini akan terjadi pada generasi muda yang terbiasa bekerja jarak jauh selama pandemi.
Qiu menambahkan bahwa meskipun karyawannya tidak berpakaian seperti orang-orang dalam video viral, mereka cenderung berpakaian “rendah”, seperti mengenakan celana olahraga, celana pendek, sandal dan sejenisnya. Hal itu diterima “asalkan terlihat keren”.
Sebagai informasi, pada Januari 2024 lalu Pemerintah China melaporkan bahwa tingkat pengangguran pada Desember 2023 mencapai 14,9 persen di antara kelompok usia 16 hingga 4 tahun. Angka ini tidak termasuk 62 juta siswa penuh waktu.
Sebelumnya, angka tertinggi sempat terjadi pada Juni 2023, yakni mencapai 21,3 persen.