CakapCakap – Cakap People! Sering bepergian ke luar negeri menggunakan jalur udara atau menaiki pesawat terbang? Apakah kamu sudah pernah mendengar istilah skiplagging sebelumnya?
Istilah ini cukup populer digunakan di kalangan wisatawan pengguna transportasi udara untuk menyebut sebuah taktik sebagai upaya dalam menghemat biaya ketika melakukan pembelian tiket pesawat.
Singkatnya, skiplagging adalah membeli tiket pesawat untuk turun di tengah perjalanan dan tidak meneruskan sisanya. Skiplagging memanfaatkan penerbangan yang memiliki lokasi transit yang merupakan tujuan utama wisatawan. Hal ini dikarenakan tidak sedikit dari jenis penerbangan seperti ini yang menawarkan harga lebih murah dibanding penerbangan langsung ke lokasi tujuan.
Seseorang yang mendedikasikan hidupnya untuk perjalanan, Echo Wang, menjelaskan dengan lebih sederhana mengenai skiplagging. Menurut dia skiplagging adalah membeli tiket multi-kota (A ke C melalui B) tetapi turun di tujuan yang di inginkan (B) dan melewatkan perjalanan terakhir (B ke C). “Hal ini dilakukan untuk menghemat uang karena tiket ini seringkali lebih murah dibandingkan penerbangan langsung dari A ke B,” ujar Wang seperti dilansir dari laman Travel and Leisure.
Meskipun praktik yang juga dikenal sebagai hidden city ticketing ini dinilai bisa menjadi jalan pintas untuk mengurangi budget perjalanan, skiplagging juga memiliki konsekuensi yang bisa merugikan penggunanya di kemudian hari. Sebab itu, alangkah baiknya untuk mengetahui hal-hal berikut sebelum memutuskan untuk menerapkan skiplagging ketika membeli tiket pesawat.
Keuntungan Menerapkan Skiplagging
Ketika memutuskan akan bepergian ke luar kota atau ke luar negeri yang hanya bisa dijangkau melalui jalur udara, harga tiket pesawat menjadi hal yang benar-benar dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan. Keuntungan yang paling utama dari menerapkan skiplagging ketika membeli tiket pesawat tentunya bisa menghemat biaya pengeluaran dengan mendapatkan tiket yang lebih murah.
Selain itu, praktik ini tidak dikategorikan sebagai sebuah praktik ilegal. Sampai saat ini juga belum ada undang-undang khusus yang bisa menjerat pelaku skiplagging. Sekalipun berujung diketahui oleh pihak maskapai, hingga hari ini, praktik semacam ini tidak bisa dikategorikan ke dalam sebuah kejahatan yang bisa dipidanakan.
Konsekuensi dari Skiplagging
Akan tetapi, tentu saja praktik skiplagging memiliki konsekuensi apabila pelaku tertangkap oleh pihak maskapai penerbangan. Menurut pakar perjalanan Radchenko umumnya maskapai penerbangan tidak menyukai skiplagging dan berhak membatalkan tiket jika melihat taktik skiplagging.
“Hal ini dapat menempatkan Anda dalam situasi di mana Anda perlu membeli tiket penerbangan baru ke tujuan yang Anda tuju, yang mungkin akan menghabiskan biaya lebih banyak daripada yang direncanakan atau dianggarkan pada awalnya,” ujarnya.
Selain membayar lebih, maskapai juga bisa menyita poin atau miles yang telah diperoleh, mencegah untuk mendapatkan poin di masa mendatang, hingga mencabut keanggotaan dan mencoret nama pelaku dari pemesanan penerbangan di kemudian hari.
Meskipun tidak ada undang-undang yang melarang praktik ini, maskapai penerbangan masih memiliki kebijakannya sendiri seperti disebutkan di atas, dan pelanggaran terhadap kebijakan ini dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak kecil. Sebab itu, ada baiknya untuk tidak menggunakan maskapai favorit apabila memutuskan untuk melakukan skiplagging.
Alasan lainnya yang membuat maskapai menerapkan peraturan yang sangat ketat mengenai praktik ini, karena berpotensi merugikan. Mulai dari masalah operasional. seperti terjadinya delay atau penundaan hingga hilangnya keuntungan karena secara sengaja menyebabkan adanya kursi kosong pada penerbangan kedua dalam satu perjalanan.
Salah satu kemungkinan terburuk dari praktik ini adalah terjadinya hal-hal tidak terduga seperti adanya perubahan jadwal yang memungkinkan pesawat transit di negara yang berbeda. Kejadian ini bisa menyebabkan bukan hanya kerugian materil tetapi juga membuat pelaku bahkan tidak bisa sampai di negara yang ia tuju.
Jadi, apakah masih tertarik untuk mencoba praktik skiplagging?