Beberapa perusahaan teknologi sedang berlomba untuk mewujudkan mobil pintar tanpa supir untuk memudahkan manusia dalam berkendara. Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi angka kecelakaan yang disebabkan oleh human-error. Tapi nyatanya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kempten University mendapatkan hasil yang bertolak belakang. Hasil penelitian mengungkapkan kalo pengguna mobil otonom ini malah rentan terkena stress.
Penelitian yang melibatkan 50 responden dengan rentang usia 18 hingga 65 tahun ini dpantau selama mengendarai mobil yang telah diatur sistem perjalanannya secara otomatis. Jadi, sistem ini akan memastikan pengemudi nggak akan menyimpang dari jalurnya saat pengemudinya merasa kehilangan konsentrasi seperti kelelahan. Hasilnya adalah para responden mendapatkan tingkat stress yang lebih tinggi ketika sistem ini diaktifkan.
Hal ini mengungkapkan bahwa ada rasa khawatir yang berlebihan terhadap kegagalan sistem saat dipercaya mengemudi mesin tanpa kontrol langsung dari penggunanya. Ada rasa kepercayaan yang belum sepenuhnya diterima oleh pengguna terhadap sistem otonom ini. Selain itu, hingga saat ini belum ada teknologi mobil otonom yang benar-benar teruji dan sukses tanpa kendala dalam menjalankan sistemnya.
Penelitian ini diharapkan menjadi peringatan bagi para pengembang mobil otonom untuk terus meningkatkan teknologinya dan memberikan kepercayaan kepada penggunanya untuk melepaskan kemudi ke sistem yang ada. [ED/RM]
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!