CakapCakap – Cakap People! Adakah di antara kamu yang merupakan kakak perempuan tertua? Urutan kelahiran menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian. Maka dari itu, muncullah istilah Eldest Daughter Syndrome yang sempat viral di TikTok.
Anak perempuan tertua seolah punya peran yang lebih ekstra sehingga tak sedikit mereka menyadari bagaimana hal itu berpengaruh pada kepribadiannya. Hal itu juga semakin diperkuat dengan hasil studi yang dilakukan University of California. Berikut selengkapnya.
Apa Itu Eldest Daughter Syndrome?
Dalam psikologi, Eldest Daughter Syndrome bukanlah istilah klinis yang digunakan. Namun banyaknya kesamaan antar satu anak perempuan tertua dengan lainnya menjadikan fenomena ini dirangkum oleh mereka dengan istilah lebih kekinian di media sosial.
Sanam Hafeez, PsyD, seorang neuropsikolog asal New York, mengatakan kepada situs Parents bahwa Eldest Daughter Syndrome adalah istilah yang digunakan mereka untuk mendeskripsikan beban emosional yang mereka bawa dalam keluarga.
Lebih Cepat Dewasa
Lebih lanjut tertulis pada laman Huffpost di mana studi yang dilakukan tim Los Angeles menemukan anak perempuan tertua bersikap dewasa lebih cepat sehingga mereka membantu ibunya untuk merawat adik-adiknya. Berdasarkan studi, hal tersebut lantaran adanya adanya korelasi antara prenatal stres yang dialami sang ibu dengan kedewasaan anak.
Berpeluang Besar Sukses
Sebuah penelitian lainnya yang dilakukan tahun 2014 menemukan bahwa anak perempuan tertua berpeluang besar untuk capai kesuksesan dibanding adik-adiknya, baik dari segi akademik maupun profesional. Hal ini dikarenakan sifat lahiriah yang dimilikinya. Walaupun dikenal bossy dan serba tahu, mereka juga paling ambisius di antara saudara-saudaranya.
Kemungkinan Jadi Pemimpin Lebih Besar
Oleh karena kepribadiannya yang terbentuk dari ranah keluarga itu pula, anak sulung perempuan juga punya peluang lebih besar mengisi jabatan pemimpin. Hal ini juga didukung penelitian tahun 2012 yang dijelaskan dalam Psychology Today. Psikolog Alan E. Stewart dari University of Georgia menyebutkan kemungkinan ini dikarenakan sifat mereka yang taat aturan, menyukai keteraturan, dan gigih mencapai gol.