CakapCakap – Cakap People! Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan. Dia pun prihatin karena saat masuk Ramadan 2024, perang Gaza masih berkecamuk.
“Saat bulan Ramadan dimulai, saya ingin mengucapkan Ramadan Kareem kepada lebih dari 1,8 miliar umat Muslim di seluruh dunia. Tahun ini, bulan yang damai datang di tengah konflik dan penderitaan yang dialami banyak komunitas Muslim, termasuk warga Uighur di Xinjiang, warga Rohingya di Burma dan Bangladesh, serta warga Palestina di Gaza,” demikian keterangan tertulis Blinken, Rabu, 13 Maret 2024, WIB.
Blinken prihatin karena tahun ini Ramadan terasa berbeda karena situasi kemanusiaan di Gaza sangat memilukan. Untuk itu, Amerika Serikat pun menyalurkan bantuan tambahan ke Gaza, dan berusaha akan terus bekerja tanpa henti untuk mewujudkan gencatan senjata segera dan berkelanjutan setidaknya selama enam minggu sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera.
“Kami juga akan terus mengupayakan solusi dua negara untuk memastikan warga Palestina dan Israel mendapatkan kebebasan, martabat, keamanan, dan kemakmuran yang setara. Perdamaian itu dapat dimungkinkan, perlu, dan mendesak,” kata Blinken.
Banyak warga Amerika – termasuk diplomat Amerika Serikat – juga akan merayakan Ramadan tahun ini. Bagi Blinken, ini adalah kesempatan untuk mengakui peran keragaman agama dalam memperkuat Amerika Serikat dan pentingnya kebebasan beragama atau berkeyakinan baik di dalam maupun luar negeri.
“Amerika Serikat terus berkomitmen memastikan kebebasan ini berlaku bagi semua orang di seluruh dunia. Kepada mereka yang merayakan Ramadan—Saya mengucapkan Ramadan Kareem seiring Anda berkumpul dengan keluarga dan teman-teman untuk menetapkan niat dan mempersiapkan bulan yang penuh berkah ini,” ujar Blinken.
Ibadah puasa warga Gaza diwarnai dengan suara bom dan sirine ambulans yang tiada henti. Kesepakatan gencatan senjata yang terhenti dalam perang Israel-Hamas menambah daftar panjang warga sipil yang terbunuh dari hari ke hari, serta menghilangkan euforia masyarakat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Hari pertama Ramadhan yang jatuh pada Senin, 11 Maret 2024 terasa seperti hari-hari biasa bagi warga Palestina yang terjebak dalam perang. Mereka hidup dalam ketakutan, kelaparan dan penyakit, dan terus dihadapkan oleh ancaman bom setelah lebih dari lima bulan perang Israel Hamas.
PBB melaporkan sulitnya mencapai wilayah utara Gaza untuk mengirimkan bantuan makanan dan bantuan lainnya. Hal itu menyebabkan warga Gaza terancam kelaparan saat menjalani ibadah puasa. Agar tidak kelaparan, warga Gaza rela menjual barang apapun.
Menurut laporan PBB yang merujuk pada data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas, sudah 25 orang meninggal akibat kekurangan gizi dan dehidrasi, yang sebagian besar adalah anak-anak.