Siti Nurhajaiti
CakapCakap – Cakap People! Diberkahi sumber daya alam yang melimpah, Venezuela, sebuah negara yang terletak di ujung Amerika Selatan ini justru mengalami kondisi yang terpuruk dan jatuh miskin.
Negara Venezuela dikenal sebagai negara dengan cadangan minyak bumi terbesar di dunia. Mantan presiden, mendiang Hugo Chavez, menempatkan sektor minyak sebagai jantung ekonomi negara itu.
Seiring dengan anjloknya harga minyak di tahun 2014 lalu, justru menjadi petaka bagi Venezuela. Karena hal itu juga, sebagian besar penduduknya memilih untuk pindah dan mengungsi dari negara tersebut.
Apa saja yang menjadi penyebab Venezuela, negara dengan cadangan minyak mentah terbesar di dunia harus mengalami nasib yang menyedihkan?
1. Hiperinflasi
Salah satu penyebab Venezuela mengalami krisis ekonomi adalah karena hiperinflasi. Hiperinflasi menjadi masalah terbesar yang dihadapi oleh masyarakat di sana. Kondisi tersebut mengakibatkan harga-harga mengalami kenaikan, sementara nilai tukar uang menurun drastis dan tak terkendali.
Tingkat inflasi di Venezuela pada tahun 2014 bahkan mencapai angka 69 persen dan menjadi yang tertinggi di dunia. Angka tersebut setiap tahunnya mengalami peningkatan tajam, hingga pada Oktober 2018 mencapai angka kurang lebih 800.000 persen.
Di akhir tahun 2018, Presiden Maduro, yang menjabat saat itu, mengumumkan akan mengeluarkan mata uang baru, Bolivar Berdaulat. Nilai uang kertas tertinggi satu juta Bolivar setara dengan Rp 7.309. Bank sentral Venezuela juga mengeluarkan uang pecahan 500.000 Bolivar setara dengan Rp 3.654, dan pecahan 200.000 Bolivar sama dengan Rp 1.461 yang juga diterbitkan.
Cara ini dilakukan untuk melawan hiperinflasi di negara tersebut. Namun nyatanya, warga di sana tetap mengalami kesulitan untuk membeli barang-barang dan kebutuhan pokok karena penurunan nilai uang yang parah.
2. Harga Ekspor Minyak Anjlok
Negara ini sangat bergantung pada cadangan minyak bumi, bahkan hampir 90 persen pendapatan negara di sana bergantung pada industri barang tambang. Bahkan produksi minyak makin menurun hingga 100.000 barel per hari. Kondisi ini dinilai telah mencapai titik terendah dalam sejarah mereka.
Akibatnya, saat harga minyak bumi jatuh pada tahun 2014 lalu, Venezuela merasakan dampak buruk yang sangat besar. Saat itu Venezuela mengalami kesulitan untuk mengimpor barang pada tingkat yang sama seperti sebelumnya, dan barang-barang impor menjadi lebih langka.
Hiperinflasi pun tidak bisa dihindari, sehingga membuat masyarakat di sana tak lagi mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Terlilit Utang yang Besar
Krisis ekonomi yang terjadi di Venezuela juga disebabkan oleh masalah hutang yang cukup besar. Pada tahun 2014, Venezuela meminjam hampir USD50 miliar dari China dan sekitar USD5 miliar dari Rusia ketika harga minyak bagus.
Sayangnya harga ekspor minyak yang mengalami keanjlokan membuat kekhawatiran bahwa negara ini tak mampu melunasi utang tersebut. Akibatnya, Venezuela terlilit utang yang besar dengan dua negara tersebut dan tinggi kemungkinan gagal bayar.
4. Kesalahan Pengelolaan Industri Minyak
Bukan hanya masalah anjloknya harga minyak yang membuat Venezuela mengalami kemiskinan. Faktor lainnya adalah kesalahan pengelolaan akibat terlalu banyak mencari untung dari industri minyak.
Meminimalisir investasi minyak dan memaksimalkan kendali atas ladang minyak membuat produksi minyak akhirnya turun. Salah satunya karena tak ada teknologi dari perusahaan asing, termasuk injeksi pasokan gas alam untuk mengelola minyak agar siap di ekspor.
5. Kebaikan Hugo Chavez Dianggap Jadi Awal Mula Keterpurukan
Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!
