CakapCakap – Cakap People! Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi sidang hari pertama mengenai tuduhan genosida Israel di Gaza oleh Afrika Selatan yang berlangsung di Mahkamah Internasional (ICJ) pada Kamis, 11 Januari 2024.
Reuters melaporkan, persidangan ini merupakan tindak lanjut dari permohonan Afrika Selatan yang diajukan pada 29 Desember 2023 lalu.
Afrika Selatan dalam argumennya menuduh Israel melakukan genosida, terutama melanggar Konvensi Genosida 1948 tepatnya Pasal II (a) (b) (c) (d).
Menanggapi hal tersebut setelah sidang selesai, Netanyahu mengatakan pihaknya “memerangi teroris” dan “memerangi kebohongan”.
“Hari ini, sekali lagi, kita melihat dunia yang terbalik, di mana Negara Israel dituduh melakukan genosida pada saat negara ini sedang memerangi genosida,” kata dia melalui rekaman pernyataan resmi yang diunggah di X dan situs kantor perdana menteri pada Kamis malam.
Netanyahu merujuk pada kelompok pejuang Palestina Hamas, yang pada 7 Oktober 2023 menyerbu Israel dan menewaskan hampir 1.140 orang dan menyandera ratusan lainnya.
Sebagai balasannya, Israel memborbardir Gaza dan menewaskan lebih dari 23 ribu warga Palestina, sekitar 10 ribu diantaranya adalah anak-anak.
Dia mengatakan Israel sedang berperang dengan Hamas — dilabeli oleh Israel sebagai organisasi teroris — yang “melakukan kejahatan mengerikan terhadap kemanusiaan”.
“Sebuah organisasi teroris melakukan kejahatan terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust, dan sekarang seseorang datang untuk membelanya atas nama Holocaust. Berani-beraninya. Dunia sedang terbalik,” kata dia.
Afrika Selatan, negara dengan masa lalu apartheid yang menyeret Israel ke ICJ, tampak mengacu pada tragedi Holoc dalaustam argumennya.
Kuasa hukum Afrika Selatan, John Dugard, mengatakan masyarakat Afrika Selatan dan Israel “sama-sama mempunyai sejarah penderitaan”. “Kedua negara telah menjadi pihak dalam Konvensi Genosida dalam tekad untuk mengakhiri penderitaan,” kata Dugard.
Netanyahu menjuluki Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebagai “tentara paling bermoral di dunia”.
Dia mengatakan IDF berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kerugian bagi non kombatan, tetapi malah dituduh melakukan genosida oleh Afrika Selatan, yang dijulukinya sebagai “perwakilan monster-monster ini”. “Kemunafikan Afrika Selatan setinggi langit,” katanya.
Netanyahu melanjutkan, “Di manakah Afrika Selatan ketika jutaan orang dibunuh dan diusir dari rumah mereka di Suriah dan Yaman, oleh siapa? Oleh mitra Hamas. Dunia sedang terbalik. Di mana Anda?”
“Kami akan terus memerangi teroris. Kami akan terus membantah kebohongan tersebut. Kami akan terus menjunjung tinggi hak kami untuk membela diri dan memastikan masa depan kami – hingga kemenangan total,” tutur dia.
Pejabat-pejabat Israel lain juga ikut menanggapi sidang hari pertama kasus ini di ICJ.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyebut ICJ “tercemar dengan antisemitisme”. “Satu-satunya yang harus diadili di Den Haag dan di mana pun adalah teroris Nazi Hamas yang melakukan pembantaian mengerikan terhadap warga negara Israel,” katanya di X.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, menyebut Afrika Selatan sebagai “cabang hukum organisasi teroris Hamas” dan “benar-benar memutarbalikkan kenyataan di Gaza setelah pembantaian tanggal 7 Oktober”. Dalam cuitan di X, dia justru berkata bahwa Hamas berupaya melakukan genosida terhadap Israel.