CakapCakap – Cakap People! Terdapat beragam hal yang membuat pernikahan tak bahagia menurut terapis. Apa saja itu? Hubungan dengan pasangan adalah salah satu ikatan terpenting dalam hidup yang bisa memberikan cinta dan koneksi, seseorang untuk berbagi pengalaman, dan kesempatan untuk membantu kita berkembang lebih baik lagi. Tapi terkadang ada hal lain yang mempengaruhinya.
Berikut pendapat dan saran terapis mengenai ragam hal yang bisa mengancam kebahagiaan pernikahan, dilansir dari HuffPost.
Membandingkan dengan hubungan orang lain
Ini adalah salah satu hal yang bisa menjadi penyebab pernikahan tak bahagia. Manusia memang senang membandingkan diri dengan orang lain. Terkadang hal ini memang bisa menjadi motivasi untuk memperbaiki diri. Tapi bila terlalu sering justru akan menghancurkan kebahagiaan.
“Daripada sibuk melihat ke luar, habiskan waktu untuk merefleksikan diri seberapa baik Anda telah tumbuh sebagai pasangan atau kesulitan yang telah dialami,” ujar terapis perkawinan dan keluarga di Los Angeles, Abigail Makepeace.
Punya anak
Kebanyakan pasangan bahagia ketika punya anak tapi tak semua. Ada juga yang merasa stres setelah dikaruniai keturunan. Penyebabnya, pikiran betapa sulitnya membesarkan anak, tanggung jawab, dan biaya yang dibutuhkan.
Berharap pasangan tak berubah
Banyak yang menganggap pasangan akan tetap sama seperti 5-10 tahun lalu, atau saat sebelum menikah. Padahal, hampir setiap orang mengalami perubahan seiring waktu.
Jarang menghabiskan waktu bersama
Kesibukan atau lain hal membuat suami istri jarang menghabiskan waktu bersama. Alhasil, semakin lama jarak pun semakin melebar di antara mereka.
“Ini yang membuat Anda saling terasing dan semakin rentan mengalami konflik dan juga kemungkinan pengkhianatan,” kata terapis pasangan di Los Angeles, David Narang. Ia menyarankan meluangkan waktu 15-20 menit setiap malam untuk bercerita soal pengalaman sepanjang hari.
Menyalahkan pasangan bila tak bahagia
Makepeace mengaku sering melihat kliennya menyalahkan pasangan atas ketidakbahagiaan pernikahan mereka. “Meskitak bermaksud demikian, mereka menyalahkan pasangan atau menjadikan mereka sebagai kambing hitam kegagalan,” ungkapnya. Padahal, tanggung jawab untuk hidup bahagia juga tergantung diri kita sendiri.
Enggan meminta bantuan
Banyak suami istri percaya bisa menyelesaikan masalah sendiri. Mereka enggan meminta bantuan orang lain seperti sahabat, terapis, atau psikolog.