CakapCakap – Cakap People! Sempat dikira emas selama bertahun-tahun, batu yang sangat berat dan berwarna kemerahan ini ternyata adalah meteorit super langka yang tabrak Bumi ribuan tahun lalu.
Bermula pada tahun 2015, seorang pria bernama David Hole yang sedang melakukan pencarian prospek berbekal detektor logam di Maryborough Regional Park dekat Melbourne, Australia, justru menemukan batu misterius tersebut dan memutuskan untuk membawanya pulang.
Berbagai cara kemudian dilakukan untuk membuka bongkahan batu yang dikira emas tersebut, mulai dari gergaji batu, penggiling sudut, bor dan sebagainya. Namun, palu godam bahkan tidak bisa menciptakan celah di batu misterius tersebut.
Hingga beberapa tahun kemudian, diputuskanlah untuk mengirim batu tersebut ke Museum Melbourne. Setelah teridentifikasi, diketahui bahwa batu tersebut sebenarnya adalah meteorit langka yang terbentuk ketika melewati atmosfer Bumi.
“Tampilannya seperti terpahat dan berlesung pipit,” kata ahli geologi Museum Melbourne, Dermot Henry, dikutip dari situs Science Alert, Jumat 24 November 2023.
Menariknya, sudah banyak orang yang menemukan batu yang dianggap sebagai meteorit. Tapi, fakta hanya bisa membuktikan dua dari banyaknya persembahan batu temuan itu yang merupakan meteorit sungguhan, dan batu ini adalah salah satu dari keduanya.
Meski belum diketahui dari mana tepatnya meteorit ini berasal, para peneliti menduga bahwa itu keluar dari sabuk asteroid Mars dan Jupiter dengan penanggalan karbon yang menunjukkan meteorit tersebut telah berada di Bumi antara 100 dan 1.000 tahun lamanya.
“Meteorit ini kemungkinan besar keluar dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter , dan terdorong keluar dari sana oleh beberapa asteroid yang saling bertabrakan, lalu suatu hari menabrak Bumi,” kata Henry.
Hasil penelitian meteorit yang mereka sebut sebagai Maryborough ini juga telah diterbitkan dalam makalah ilmiah. Para peneliti berpendapat bahwa meteorit Maryborough jauh lebih langka daripada emas, sehingga jauh lebih berharga bagi ilmu pengetahuan.
“Meteorit menyediakan bentuk eksplorasi ruang angkasa yang paling murah. Mereka membawa kita kembali ke masa lalu, memberikan petunjuk mengenai usia, pembentukan, dan kimiawi Tata Surya kita (termasuk Bumi),” ujar Henry.