CakapCakap – Cakap People! Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengunjungi Rumah Sakit (RS) al-Shifa di Gaza setelah penggerebekan oleh pasukan Israel yang menuduh rumah itu digunakan oleh Hamas sebagai pusat komando
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Dar al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, telah menjadi “zona kematian”, dengan kuburan massal di pintu masuk dan hanya 25 staf yang tersisa untuk merawat 291 pasien yang sakit parah setelah mendapat perintah dari tentara Israel untuk mengevakuasi kompleks.
WHO berhasil mengakses pusat medis di Kota Gaza pada Minggu 19 November 2023 setelah digerebek oleh pasukan Israel pada awal pekan ini. Israel menuduh kelompok militan Hamas menggunakan al-Shifa sebagai pusat komando, dan mengidentifikasinya sebagai target utama dalam operasi militernya meskipun ada kecaman internasional.
Direktur rumah sakit mengatakan sekitar 2.500 orang, di antara mereka banyak yang sakit dan terluka. Termasuk yang diamputasi, berjalan ke selatan dari daerah al-Shifa pada Sabtu 18 November 2023 setelah disuruh pergi, sambil melewati jalan-jalan yang hancur dan mayat-mayat yang membusuk.
Pada Minggu 19 November 2023, WHO dan Bulan Sabit Merah Palestina mulai mengevakuasi mereka yang tidak dapat melarikan diri dengan berjalan kaki, termasuk 32 bayi dalam kondisi sangat kritis, pasien trauma dengan luka infeksi parah karena kekurangan antibiotik, dan 29 pasien dengan cedera tulang belakang yang serius.
Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah pernyataan mengatakan bayi-bayi tersebut dibawa ke selatan Gaza “sebagai persiapan untuk dipindahkan ke rumah sakit Emirates di Rafah” di Mesir, melalui satu-satunya koneksi wilayah Palestina ke dunia luar.
Mengenai pasien lainnya, WHO memperingatkan bahwa fasilitas di selatan Gaza, yang seharusnya lebih aman dibandingkan Kota Gaza, sudah kewalahan dan gencatan senjata segera diperlukan mengingat tingkat penderitaan yang sangat parah.