CakapCakap – Cakap People! Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi rasa cemas dengan turbulensi saat naik pesawat. Satu dari sekian banyak pemicu aviophobia atau rasa takut terbang adalah turbulensi. Kondisi ini lebih buruk bagi mereka memiliki kecemasan akan hal tersebut.
Pilot menyebut turbulensi sebagai udara kasar, udara yang bergerak dengan cara yang tidak biasa, tidak terduga atau kacau. Penyebabnya beragam, mulai dari badai petir, perubahan tekanan udara, hingga pergerakan udara ke atas dan sekitar pengunungan. Bahkan dalam kondisi cerah pun dapat mengalami turbulensi.
Federal Aviation Administration mengkategorikan turbulensi berdasarkan tingkat keparahan. Turbulensi ringan ini yang paling sering terjadi pada pesawat komesial, berupa guncangan atau goyangan ringan.
Turbulensi sedang jarang terjadi, guncangannya lebih besar, hingga minuman tumpah. Turbulensi parah sangat jarang terjadi, jika terjadi dapat melukai penumpang atau awak pesawat yang tidak duduk di kursi.
Sedangkan turbulensi ekstrem hampir tidak pernah dialami, biasanya menyebabkan gerakan hebat di dalam kabin dan pesawat hilang kendali. Turbulensi parah paling sering terjadi saat badai petir. Namun hal ini dapat dhindari dengan teknologi canggih prakiraan cuaca pesawat.
Saat terjadi turbulensi, pilot dapat berkomunikasi satu sama lain di udara. Jadi pilot dapat meneruskan pesan ke pesawat yang terbang di belakangnya. Pesawat lain pun dapat mengubah jalurnya untuk mendapatkan udara yang lebih lancar. Jika turbulensi tidak dapat dihindari, kapten akan meminta penumpang dan pramugari memasang sabuk pengaman.
Saat ini sistem deteksi canggih untuk mendeteksi turbulensi sedang dikembangkan NASA, Pusat Penelitian Atmosfer Nasional (NCAR) dan Universitas Wisconsin, mengembangkan program yang menggunakan data satelit, model cuaca komputer, dan kecerdasan buatan untuk memprediksi area turbulensi dengan baik.
Cara mengatasi kecemasan saat turbulensi
Jika pemikiran tentang turbulensi menimbulkan kecemasan dalam diri kamu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran. Berikut adalah beberapa cara mengatasi rasa cemas dengan turbulensi saat naik pesawat, seperti dikutip dari Travel + Leisure:
1. Pilih tempat duduk dengan bijak
Hindari duduk di bagian belakang pesawat. “Turbulensi akan jauh lebih ekstrem di bagian punggung – termasuk gundukan dan benturan dari sisi ke sisi,” kata CEO AB Aviation Group, David Rimmer.
2. Mendengarkan arahan pilot
Kebanyakan pilot akan memberikan gambaran cuaca kepada penumpang sebelum lepas landas, jadi dengarkan setiap pengumuman yang dibuat melalui saat naik pesawat. Saat kamu berada dalam penerbangan, selalu perhatikan peringatan awak pesawat jika terjadi turbulensi, tetaplah duduk dan memasang sabuk pengaman jika disarankan.
3. Berlatih teknik grounding
Teknik grounding dapat meredakan kecemasan dan memungkinkan untuk fokus pada tubuh dan mengurangi pemikiran di kepala. Mark Debus, manajer klinis layanan kesehatan perilaku dan pekerja sosial klinis berlisensi mengatakan, cobalah melibatkan sebanyak mungkin indera penglihatan, sentuhan, penciuman, dan pendengaran.
Dia menyarankan untuk fokus pada objek di depan kamu, seperti tirai atau tanda keluar, lalu menyentuh ringan sesuatu yang kokoh, seperti sandaran tangan. Selain itu, juga dapat menggunakan latihan pernapasan berulang-ulang, yang dapat menenangkan tubuh.
4. Jika teman gugup dengan turbulensi, mulailah percakapan ringan
Mengobrol dengan teman duduk di sebelah dapat membantu mengalihkan perhatian dari turbulensi. Cobalah berbicara dengan tenang dengan memperkenakan diri, membicarakan rencana perjalanan dan lainnya.