CakapCakap – Cakap People! Sebanyak 14 negara menolak resolusi gencatan senjata antara Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas. Resolusi itu ditawarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB dalam Sidang Majelis Umum hari kedua di New York, Amerika Serikat, Jumat malam, 27 Oktober 2023.
Sebanyak 120 negara, termasuk Indonesia, menyetujuinya, dan 45 lainnya memilih abstain. Lantas, negara mana saja yang menolak resolusi gencatan senjata antara Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas, yang telah menewaskan 10 ribu lebih warga Palestina tersebut?
1. Israel
2. Amerika Serikat
3. Austria
4. Kroasia
5. Republik Ceko
6. Fiji
7. Guatemala
8. Hongaria
9. Kepulauan Marshall
10. Mikronesia
11. Nauru
12. Papua New Guinea
13. Paraguay
14. Tonga
Alasan Israel tolak gencatan senjata
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan gencatan senjata dalam perang Gaza berarti “menyerah kepada Hamas”. Sehingga pihaknya memastikan bahwa hal itu tidak akan terjadi. Netanyahu justru bersumpah bahwa Israel akan berjuang sampai pertempuran dimenangkan.
“Seruan gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah pada Hamas, menyerah pada terorisme, menyerah pada barbarisme. Ini tidak akan terjadi,” kata Netanyahu dalam sebuah konferensi pers pada Senin, 30 Oktober 2023 lalu.
Netanyahu juga mengatakan para tentaranya akan melakukan segala upaya untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Gaza. Di sisi lain, ia menuding Hamas lah yang bertanggung jawab atas tingginya angka kematian di Gaza. PM Israel itu juga menuduh kelompok tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng.
Alasan Amerika Serikat dukung tolak gencatan senjata
Amerika Serikat menolak seruan gencatan senjata di Gaza dengan alasan gencatan senjata akan memberikan kesempatan bagi kelompok Hamas untuk mengumpulkan kekuatan dan menyiapkan serangan lebih lanjut terhadap Israel.
“Anda dapat memahami dengan jelas mengapa situasi ini tidak dapat ditoleransi oleh Israel, karena ini merupakan situasi yang tidak dapat ditoleransi oleh negara mana pun yang telah mengalami serangan teroris brutal dan terus melihat ancaman teroris tepat di perbatasannya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan dalam konferensi pers harian.
ANTARA | REUTERS | ANADOLU AGENCY | XINHUA | RT.COM | TEMPO