CakapCakap – Cakap People! Kementerian kesehatan Gaza mengatakan pada Kamis 19 Oktober 2023 bahwa korban jiwa Palestina dari serangan udara yang dilancarkan Israel saat ini mencapai 3.758 orang, menyusul serangan awal Hamas di kota-kota Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Dari total korban tewas, 1.524 adalah anak-anak dan 1.000 adalah perempuan, kata juru bicara kementerian Ashraf Al-Qudra pada konferensi pers.
Sebanyak 44 petugas kesehatan tewas di Gaza sementara empat rumah sakit tidak berfungsi dan 14 layanan kesehatan dasar berhenti berfungsi, Al-Qudra menambahkan.
“Tidak ada stok obat di rumah sakit mana pun di Gaza,” tambah Al-Qudra, menyerukan masyarakat internasional untuk mempercepat pengiriman bantuan ke Gaza.
Pengiriman bantuan kemanusiaan di tengah blokade total Israel terhadap wilayah kantong Palestina sedang terhambat, dengan ditutupnya perbatasan Rafah, satu-satunya penyeberangan dari Mesir ke Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel.
Sementara, Israel menyatakan tidak akan mengizinkan saluran bantuan melalui penyeberangannya dengan Gaza sampai sekitar 200 warga Israel yang disandera Hamas dipulangkan.
Mesir akan membuka kembali Rafah, kata Amerika Serikat setelah Presiden AS Joe Biden membahas bantuan untuk Gaza dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi melalui telepon pada Rabu malam, saat terbang pulang dari kunjungan kurang dari delapan jam ke Israel.
Biden mengatakan kepada wartawan bahwa Sisi setuju untuk membuka penyeberangan ke Gaza tersebut untuk memberi jalan bagi sekitar 20 truk yang membawa bantuan kemanusiaan.
Masyarakat Gaza dilaporkan sedang sangat kekurangan makanan, air, bahan bakar, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya setelah blokade ketat oleh Israel dan serangan udara yang menghantam Rumah Sakit Al-Ahli Baptist beberapa hari lalu.
Kondisi kesehatan di Gaza mengalami krisis saat gedung-gedung rumah sakit berada di ambang kehancuran — kewalahan memenuhi kebutuhan lebih dari 13 ribu pasien yang terluka. Tentara Israel juga telah memerintahkan beberapa rumah sakit untuk dievakuasi, yang menurut staf dan manajemen rumah sakit merupakan hal yang mustahil dilakukan.
Satu-satunya rumah sakit kanker di Gaza, Rumah Sakit Persahabatan Türkiye-Palestina, terancam berhenti beroperasi saat sebagian besar fasilitas ditutup karena pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar. Mereka pun terpaksa menghentikan beberapa layanan, seperti radiologi. Sebanyak 9.000 pasien kanker di Gaza tidak bisa pergi ke tempat lain untuk berobat.
REUTERS | AL JAZEERA | TEMPO