CakapCakap – Cakap People! Keluarga korban perang Israel dengan Hamas berunjuk rasa di luar kantor Kementerian Pertahanan di Tel Aviv. Protes yang terdiri dari puluhan orang itu menuntut agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mundur dari jabatannya.
Banyak di antara mereka yang memegang poster berisi nama dan foto orang-orang yang hilang atau ditawan menyusul serangan besar-besaran yang dilancarkan Hamas pada Sabtu pekan lalu. Yang lain mengibarkan bendera Israel dan tanda-tanda yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kegagalan yang menghancurkan tersebut. Mereka menyerukan agar Netanyahu mengundurkan diri.
Dalam pemungutan suara yang hasilnya dimuat di Jersalem Post pada Kamis pekan lalu, 12 Oktober 2023, mayoritas warga Israel percaya Netanyahu harus mengundurkan diri setelah konflik dengan Palestina berakhir. Sebanyak 56 persen warga Israel yang menginginkan Netanyahu lengser dari jabatannnya.
Sebanyak 28 persen pemilih koalisi mendukung perspektif tersebut, menurut jajak pendapat yang dirilis oleh Dialog Center. Laporan itu mengungkapkan bahwa empat dari lima warga Yahudi Israel menyalahkan pemerintah dan Netanyahu atas Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan kelompok Hamas terhadap Israel.
“Mayoritas 86 persen responden, termasuk 79 persen pendukung koalisi, mengatakan serangan mendadak dari Gaza adalah kegagalan kepemimpinan negara tersebut, sementara 92 persen mengatakan perang tersebut menyebabkan kecemasan,” katanya.
“Selain itu, hampir seluruh responden (94 persen) percaya bahwa pemerintah bertanggung jawab atas kurangnya kesiapan keamanan yang menyebabkan serangan di Korea Selatan, dan lebih dari 75 persen mengatakan pemerintahlah yang paling bertanggung jawab,” menurut laporan tersebut. .
Selain itu, 52 persen responden berharap agar Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga mundur dari jabatannya.
Pasukan Israel menyerang Jalur Gaza besar-besaran sebagai sebagai tanggapan atas serangan militer oleh kelompok Palestina Hamas. Konflik dimulai pada Sabtu pekan lalu, 7 Oktober 2023 ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza sebagai tanggapannya.
Respons tersebut telah meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang dilanda blokade yang melumpuhkan sejak tahun 2007.