CakapCakap – Cakap People! Serangan mendadak kelompok militan Palestina Hamas terhadap Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, Israel dikenal memiliki sistem penghalang keamanan yang berteknologi tinggi serta intelijen yang baik sehingga tidak dapat ditembus. Lantas, bagaimana cara Hamas mampu membobol pertahanan Israel?
Pada Sabtu 7 Oktober 2023 lalu bersamaan dengan perayaan Hari Raya Yahudi Simchat Torah, kelompok militan Palestina Hamas mengerahkan sekitar 1.000 pejuang untuk melancarkan salah satu serangan paling dahsyat terhadap Israel akhir pekan lalu.
Pejuang Hamas dikerahkan ke dalam unit-unit khusus yang ditugaskan untuk menyusup dan menyerang Israel. Serangan itu mengakibatkan ribuan warga Israel tewas.
Strategi yang diterapkan oleh Hamas dalam serangan mereka terhadap Israel merupakan strategi yang sangat maju. Mereka melakukan operasi multi-domain yang memanfaatkan udara, laut, dan darat.
Pada tahap awal, Hamas menginisiasi serangan terhadap pos pengamat Israel dengan menggunakan drone sebelum serangan besar-besaran dengan roket berhasil mengalahkan sistem pertahanan Iron Dome Israel. Setelah berhasil, anggota Hamas kemudian melakukan invasi fisik ke wilayah Israel.
Penyerangan Roket
Mengutip Reuters, kelompok Hamas mulai menyerang bagian selatan Israel secara besar-besaran sekitar pukul 6.30 pagi. Hamas mengatakan mereka telah menembakkan 5.000 roket dalam serangan pertama. Sedangkan, militer Israel mengatakan 2.500 roket telah ditembakkan.
Seketika, suara sirine terdengar di Tel Aviv dan Beersheba. Asap pun membubung di atas daerah perumahan Israel.
Orang-orang kemudian berlindung di belakang bangunan saat sirene terdengar di atas kepala. Peluncuran ribuan roket itu disertai dengan serbuan pejuang Hamas dari darat dan laut, menggunakan kapal-kapal perang, dan di udara menggunakan parasut.
Gunakan Parasut Bermotor
Ketika Hamas melancarkan serangan mematikan, mereka juga menggunakan parasut bermotor (paramotor) untuk melewati perbatasan. Brigade Izz al-Din al-Qassam – sayap militer gerakan Hamas – melakukan serangan terhadap pengunjung festival musik, dan kota-kota Israel di sekitar Jalur Gaza.
Juru bicara militer Israel, Richard Hecht, mengonfirmasi pejuang Hamas menyusup menggunakan “parasut”, baik dari laut dan daratan.
Bahkan, di media sosial beredar foto dan video yang menunjukkan Brigade Al-Qassam tiba dengan parasut. Taktik penyerangan menggunakan parasut ini diketahui pertama kalinya dilakukan Hamas dalam serangan terhadap Israel.
Dengan parasut tersebut, milisi Palestina berhasil menyeberangi pagar yang memisahkan Gaza dan Israel melalui udara yang bisa membawa satu atau dua orang. Parasut ini dilengkapi generator dengan baling-baling, yang dikemudikan saat melaju ke wilayah sekitar Jalur Gaza.
Selain itu, parasut yang dilengkapi dengan motor penggerak dan sistem kemudi itu membuat para pejuang dapat menggunakannya untuk terbang dari permukaan tanah.
Dengan kata lain, mereka dapat melakukan penerbangan tanpa perlu mendaki bukit atau melompat dari pesawat. Mesin ini memberikan dorongan pada parasut sehingga mencapai kecepatan hingga 56 kilometer per jam.
Laporan media dan militer mengindikasikan bahwa serangan paralayang bermotor dan kemampuannya menerobos pertahanan udara, merupakan faktor penentu yang menyebabkan perbatasan berhasil ditembus.
Serangan Penembak Jitu
Pada saat-saat awal serangan mendadak tersebut, penembak jitu dari Hamas disebut “menembak ke pos pengamatan” yang tersebar di sepanjang penghalang sepanjang 65 kilometer (40 mil) di Israel.
Seorang tentara Israel bernama Lamed yang ditempatkan di pos pengamatan di pangkalan Kissufim mengatakan bahwa Hamas juga menembaki kamera observasi sehingga mereka tidak bisa mengamati perbatasan.
Menyadari pangkalan milter Israel telah diserang, mereka kemudian memilih untuk melarikan diri ke ruang situasi.
Ia mengatakan, satu detasemen tentara infanteri di pangkalan itu dengan cepat kewalahan atas serangan tersebut. “Ada begitu banyak teroris, begitu banyak hal yang terjadi,” kata Lamed mengutip Reuters.
Serangan Beruntun
Militer Israel mengatakan sekitar pukul 10 pagi, Hamas telah menembus setidaknya tiga instalasi militer di sekitar perbatasan – perlintasan perbatasan Erez, pangkalan Zikim, dan markas divisi Gaza di Reim.
Kelompok Hamas kemudian berhasil merebut pos-pos keamanan termasuk kantor polisi di kota selatan Sderot dan menyerbu penyeberangan Erez, sebuah fasilitas keamanan tinggi yang menyalurkan orang-orang yang masuk dan keluar Gaza melalui serangkaian kontrol yang ketat.
Pada hari pertama, serangan tersebut menyebabkan kerugian besar dan belum pernah terjadi sebelumnya di antara warga sipil dan militer Israel.
Lebih dari 250 warga Israel tewas dan lebih dari 1.500 orang terluka. Militer Israel menderita kerugian besar dan kelompok militan Palestina mengatakan mereka telah menangkap puluhan tentara.
Kegagalan Besar Bagi Israel
Serangan Hamas secara mendadak ke Israel telah menewaskan lebih dari 1.200 orang. Mantan penasihat keamanan nasional Israel, jenderal militer Yaakov Amidror mengatakan serangan tersebut merupakan kegagalan intelijen paling besar. “Ini adalah kegagalan besar sistem intelijen dan aparat militer di selatan,” katanya.
Mereka yang selamat dari serangan Hamas mengaku terkejut dengan kegagalan sistem pertahanan Israel yang digadang-gadang bisa menjamin keamanan mereka.
Seorang warga Israel bernama Inbal Reich Alon, yang terkena dampak paling parah, menceritakan hal itu bertahun-tahun yang lalu. “Setelah mereka memasang penghalang, kami menyadari bahwa kami aman, tapi ternyata hanya ilusi,” tuturnya.
Serangan terburuk dalam 75 tahun sejarah Israel itu pun memicu serangan balasan di Gaza dan memicu perang yang tidak akan segera berakhir. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 950 orang di daerah kantong Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel.
Israel kini mengatakan pihaknya menargetkan untuk menyerang infrastruktur teroris dan seluruh wilayah di mana Hamas beroperasi atau bersembunyi. IDF juga mengatakan pasukannya telah membunuh sekitar 1.500 teroris di wilayahnya sejak infiltrasi massal.