CakapCakap – Cakap People! Deteksi dini kanker payudara bisa ditanggung BPJS Kesehatan. Bagaimana caranya? Menurut data Globocan (Global Cancer Observatory), kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah terbanyak di Indonesia. Pada tahun 2020 jumlah kasus baru mencapai 68.858 (16,6%) kasus dari total 396.914 kasus kanker baru di Indonesia. Kanker payudara menempati urutan pertama penyumbang kematian tertinggi karena kanker dengan jumlah kasus 22 ribu jiwa kasus.
Data BPJS Kesehatan 2022 juga menyatakan bahwa biaya penanganan kanker payudara menempati urutan kedua tertinggi. Dalam pencegahan peningkatan kasus, Kemenkes melalui halaman resminya menghimbau melakukan skirining kesehatan untuk deteksi dini kanker payudara.
Deteksi Dini Kanker Payudara di Tanggung BPJS
Melakukan deteksi dini kanker payudara dapat menurukan resiko penyebaran, tingkat keparahan, cacat dan juga kematian. Sayangnya masih banyak masyarakat yang enggan untuk melakukan proses skrining. Hal ini karena biaya dari pelayanan ini yang tidak murah.
Nah, sekarang kamu tidak perlu khawatir lagi terkait hal ini. Pemerintah melalui layanan BPJS Kesehatan akan menanggung semua biaya yang di keluarkan untuk deteksi penyakit ini. Kemenkes telah mengoptimalkan skrining dengan menempatkan mammografi dan USG di 514 kabupaten/kota. Tidak hanya itu Kemenkes juga mendorong semua layanan kesehatan di seluruh daerah mampu untuk menangani penyakit ini.
Persyaratan Administrasi Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan dua program. Pertama adalah SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) yaitu program deteksi yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Untuk melakukan deteksi dini kanker payudara ada beberapa persyaratan yang perlukan. Inilah beberapa persyaratan yang dibutuhkan.
– Surat rujukan dari faskes pertama (asli dan fotocopy)
– Kartu BPJS Kesehatan (asli dan fotocopy)
– KTP (asli dan fotocopy)
Tidak hanya untuk mendeteksi dini kanker payudara, BPJS juga menanggung biaya untuk skrining kanker serviks.
Program Deteksi Mandiri
Selain dilakukan melalui bantuan petugas medis, deteksi dini kanker payudara juga dapat dilakukan secara mendiri malalui program SADARI. Berikut langkah-langkah dari Yayasan Kanker Indonesia yang dapat dikuti saat melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi:
1. Tubuh dalam posisi berdiri tegak, perhatikan apakah ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara seperti pembengkakan dan perubahan puting.
2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Kemudian dorong siku ke depan dan perhatikan bentuk payudara. Setelah itu dorong siku ke belakang dan perhatikan bentuk maupun ukuran payudara.
3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada.
4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Gunakan ujung jari tangan kanan untuk meraba dan menekan area payudara, kemudian perhatikan apakah ada perubahan pada bagian payudara hingga ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.
5. Cubit kedua puting dan perhatikan apabila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
6. Tubuh dalam posisi tiduran, simpan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.