in ,

Keempat Wanita Brilian Ini Membidani Kelahiran Inovasi Hi-Tech

Sekarang sudah bukan jamannya lagi untuk mengatakan wanita tidak bisa berkarya, gaes. Sudah banyak bukti yang menunjukkan kalau wanita juga sanggup memberi sumbangsih dan terobosan besar bagi umat manusia di kancah sains dan teknologi. So, tidak perlu lagi menggembar-gemborkan kesetaraan gender saat wanita tampak tersudut tidak bisa berkarya.

Hanya mereka yang termehek-mehek dan bermental social justice warrior yang merasa wanita jaman sekarang tersudut dan dilahirkan hanya untuk mengurusi dapur dan kasur saja. Keempat wanita ini adalah bukti terkini dari kesesatan berpikir semacam itu.

Para wanita ini mengenyam pendidikan di kampus paling elit di dunia dan memutuskan untuk membuat terobosan besar di bidang inovasi berteknologi tinggi ketimbang menjadi karyawan kantoran pada umumnya. Yuk, berkenalan dengan mereka.

Ayah Bdeir

Ayah Bdeir via http://artasiapacific.com/image_columns/0000/4703/lenard_smith_aap_02.jpg

Wanita kelahiran Montreal, Quebec, tahun 1982 ini menjadi CEO dari LittleBits Electronics, perusahaan yang bergerak di bidang mainan berteknologi canggih. Sekilas produknya mirip Lego. Hanya saja, kepingan building blocks milik wanita yang dibesarkan di Lebanon ini dilengkapi oleh kode-kode warna dan dapat dengan mudah bergabung atau menempel berkat keberadaan magnet.

Produk jebolan MIT Media Lab Massachusetts Institute of Technologi (MIT) ini banyak digunakan oleh para pendidik dan pengajar, para penghobi, anak-anak dan perusahaan yang bergerak di pembuatan purwarupa produk baru. Di bawah tangannya, LittleBits Electronics berhasil meraup 60 juta dolar AS dan produk perusahaan ini telah bertengger di New York’s Museum of Modern Art.

Jessica Matthews

Jessica Matthews via https://www.gannett-cdn.com/-mm-/6c0f1bad6401e328410e99fd6f94a4ba14319cc3/c=0-79-3034-1790&r=x1683&c=3200×1680/local/-/media/USATODAY/USATODAY/2014/05/22//1400787845000–Jessica-Matthews-.jpg

Yang satu ini bakalan mengubah stigma kamu soal orang Nigeria, gaes. Jessica Matthews adalah wanita pemegang dua kewarganegaraan Nigeria dan Amerika Serikat yang berada di balik Uncharted Power. Perusahaan ini bergerak di bidang teknologi penghasil energi yang bisa diselipkan ke berbagai benda bergerak yang ada di kehidupan sehari-hari kita mulai dari mainan hingga stroller. Tentu, yang dilakukan Jessica Matthews bukan hal biasa.

Inovasi dan kreatifitas sudah menjadi kebiasaan sehari-hari wanita lulusan Harvard Business School ini. Hingga detik ini Uncharted Power sudah menghasilkan 15 paten dan produk-produknya pun berhasil mengatasi kelangkaan energi di negara-negara berkembang serta negara yang langka sumber daya energi.

Limor Fried

Limor Fried via http://img4.bdbphotos.com/images/700×350/0/u/0u65cvtazej3cja3.jpg?skj2io4l

Satu lagi wanita cerdas jebolan Teknik Elektro Massachusetts Institute of Technology (MIT), gaes, yang perlu kamu kenal. Limor Fried adalah CEO dari Adafruit Industries. Perusahaan itu didirikannya di tahun 2005 dari kamar kosnya di kampus dan hanya dalam waktu 5 tahun telah berhasil mengirimkan produk senilai lebih dari 3 juta dolar AS ke seluruh dunia hanya dengan mengandalkan 8 orang karyawan! Adafruit Industries sendiri bergerak di bidang desain dan pembuatan barang elektronik.

Sementara para wanita berpendidikan banyak tergerak membidani aneka macam gerakan sosial demi wanita lain, Limor Fried tergerak untuk menggarap sesuatu yang lebih jauh lagi, yakni menggagas open-source hardware. Misi utama dari gerakan yang ia usung tak lain adalah mengajarkan setiap orang di seluruh dunia ini untuk bisa menjadi pembuat barang elektronik. Ini semua didasari oleh latar belakang pendidikannya, yakni teknik elektro, dan juga arah gerak Adafruit Industries, yang mendesain dan menjual barang-barang serta suku cadang elektronik.

Helen Greiner

Helen Greiner via https://cdn-59f89ef2f911c829903790c7.closte.com/wp-content/uploads/2015/09/0917_drones011.jpg

Kamu suka hal-hal yang berbau robot atau drone? Kalau begitu, kamu perlu mengenal Helen Greiner. Wanita ini adalah founder sekaligus CTO dari CyPhy Works, sebuah perusahaan yang berhasil mengumpulkan 35 juta dolar AS untuk membuat drone kecil bagi konsumen, industri dan juga dunia militer. Lahir di tahun 1967, Greiner mengenyam pendidikan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan dikenal luas sebagai co-founder iRobot yang di kemudian hari memasarkan Roomba. Kiprah Greiner begitu luas, dan kepeduliannya terhadap sesama ditunjukkan dengan bekerja sama dengan UPS Foundation dan Palang Merah Amerika Serikat untuk menguji penggunaan drone di daerah yang terkena bencana alam.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mandi Air Dingin, Tidak Populer Tapi Manfaatnya Besar

Buah-buahan Ini Siap Mendongkrak Kadar Zat Besi Kamu