CakapCakap – Cakap People! Ada beberapa gejala dehidrasi yang perlu diketahui saat kamu berada di suatu wilayah dengan suhu yang panas. Suhu panas melanda sejumlah negara Asia secara bergantian, dari Thailand, hingga kini China. Bahkan sebuah kota terpencil di China bagian barat laut mencatat suhu melampaui 52 derajat Celsius.
Terjadinya suhu panas di wilayah Asia akibat tren pemanasan global dan perubahan iklim. Lantas, seperti apa gejala dehidrasi yang dialami seseorang saat berada di cuaca dengan suhu yang panas?
Dengan kondisi panas semacam ini, bisa memicu seseorang mengalami dehidrasi. Berikut gejalanya antara lain rasa haus yang ekstrim, kurang buang air kecil, urin berwarna gelap, kelelahan, pusing, dan kebingungan.
Melansir dari Cleveland Clinic menjelaskan dehidrasi memiliki tingkatan gejala yaitu,
1. Ringan
Kondisi seseorang hanya perlu mengambil lebih banyak cairan secara oral (melalui mulut). Seperti minum air, tetapi ganti cairan dengan minuman mengandung elektrolit, jika mengalami keringat berlebih atau kehilangan cairan akibat muntah dan diare.
2. Sedang
Gejala sedang dari dehidrasi ini, umumnya membutuhkan infus (hidrasi intravena). Kamu akan mendapatkan perawatan darurat, ruang gawat darurat, atau di rumah sakit.
3. Parah
Kondisi dehidrasi terakhir yaitu berat/parah segera untuk menemui penyedia layanan kesehatan, jika gejala dehidrasi sudah parah, seperti kulit kering atau bersisik, sembelit, kelelahan konstan, kelemahan otot yang berkelanjutan dan sering sakit kepala, dll. Hubungi dokter atau pergi ke ruang gawat darurat.
Pengobatan rumahan, kala mengalami dehidrasi, bisa melakukan rehidrasi, merupakan penggantian elektrolit, dan mengobati diare atau muntah. Jika minuman elektrolit tidak tersedia, kamu bisa membuat larutan rehidrasi dengan 1/2 sendok teh garam, 6 sendok teh gula, dan 1 liter air.
“Pastikan menggunakan pengukuran yang akurat. Menggunakan terlalu banyak garam atau gula bisa berbahaya,” keterangan dalam Healthline.