Cakapcakap – Para orang tua pasti sangat senang melihat anaknya lahir dengan sehat dan selamat. Jenis kelamin laki-laki atau perempuan nggak jadi masalah dibanding kesehatan dan keselamatan bayi. Tapi di desa Salinas, Republik Dominika, jenis kelamin saat baru lahir bisa membuat bingung karena sebanyak satu persen dari populasi anak-laki yang lahir di sini nggak memiliki penis. Ini yang membuat anak yang lahir dengan kondisi ini dinobatkan sebagai perempuan.
Tapi hal aneh terjadi saat menginjak usia 12 tahun, karena penis akan muncul dan mereka akan berubah jadi laki-laki seutuhnya. Para penduduk setempat menamakan fenomena ini sebagai Guevedoces, yang berarti memiliki penis di usia 12 tahun, atau Machihembras yang artinya perempuan dulu baru laki-laki.
Sebelum usia 12 tahun, nggak ditemukan testis atau penis yang tumbuh sehingga bayi ini dinobatkan sebagai perempuan. Tapi di usia 7 tahun, anak-anak ini akan merasakan keanehan pada tingkah lakunya. Mereka nggak suka lagi memakai rok dan ingin bermain pistol-pistolan atau mobil-mobilan seperti anak laki-laki pada umumnya. Hal ini terus terjadi hingga penis mereka tumbuh dan berubah jenis kelamin.
Fenomena ini sempat menjadi bahan penelitian National Geographic yang menyatakan bahwa anak Guevedoces ini ditemukan oleh Dr. Julianne Imperato McGinley di tahun 1970-an. Ahli endokrionologi dari Cornell University ini mengatakan bahwa pemicu fenomena ini adalah kekurangan enzim 5-a-reductase yang menyebabkan anak laki-laki nggak bisa memproduksi hormon Dihydrotestosterone (DHT). Inilah yang membuat alat kelamin laki-laki nggak tumbuh saat baru lahir. Barulah ketika memasuki masa puber, hormon tersosteron meningkat dan anak-anak ini pun menjadi laki-laki dengan tumbuhnya penis dan buah zakar.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!