CakapCakap – Cakap People! Grup Wagner diduga berputar arah menyerang Moskow setelah mengklaim berhasil merebut markas militer di Kota Rostov pada Jumat, 23 Juni 2023 malam waktu setempat. Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menyatakan siap membantu menghentikan pemberontakan oleh kelompok tentara bayaran Rusia itu. Lantas, apa alasan grup Wagner menggempur Moskow
Dikutip dari pbs.org, pendiri Wagner Group Yevgeny Prigozhin memerintahkan pasukannya untuk berbalik maju ke Moskow usai menguasai kawasan Rusia selatan pada Sabtu, 24 Juni 2023. Ia menargetkan berada dalam jarak 200 kilometer dari Moskow dalam 24 jam terakhir. Ia menyebut tidak akan menumpahkan setetes darah pejuang, lalu apa tujuannya?
1. Bukan Pengkhianatan, Tetapi Patriotik
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya tidak akan pernah membiarkan perang saudara terulang. Menurutnya, apa yang dihadapi Negara Beruang Merah merupakan pengkhianatan. Ambisi dari pemimpin tentara bayaran dianggap tidak masuk akal dan mengarah pada pemenuhan kepentingan pribadi.
Menanggapi hal itu, Yevgeny Prigozhin menyebut apa yang dilakukan timnya bukanlah pengkhianatan ibu pertiwi. Mereka mengklaim diri sebagai patriot tanah air. Presiden dinilainya salah besar lantaran mereka telah berjuang dan melawan semua pihak.
2. Ada Bayang-bayang ‘Klien’ Lain
Direktur senior program Future Frontlines di New America, Candace Rondeaux menceritakan sosok Yevgeny Prigozhin sebagai pemuda yang dilatih sebagai atlet ski Olimpiade. Saat masih eksis, ia mengalami cedera dan beralih ke kehidupan kriminal dan menghabiskan 10 tahun di balik jeruji besi.
Ketika keluar dari penjara, ia beralih profesi menjadi pengusaha restoran kelas kakap. Kesuksesannya itu dikaitkan dengan peran Putin yang bertindak menjadi semacam pelindung. Saat mengatur Grup Wagner, Prigozhin disebut beroperasi dalam bayang-bayang orang lain, seperti Kepala Grup Volgra Gennady Timchenko dan pedagang senjata terbesar di Rusia sekaligus Kepala Rostec Sergey Chemezov.
3. Serangan Roket Kementerian Pertahanan Rusia
Dikutip dari Forbes, Grup Wagner mengaku mengalami serangan rudal udara dari belakang yang berarti diluncurkan oleh militer Rusia. Prigozhin mengklaim negara yang dipimpin Putin secara diam-diam menipu dan meninggalkan garis depan. Pihak tentara bayaran itu diketahui sedang memutuskan langkah selanjutnya.
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tudingan itu dalam sebuah unggahan di saluran Telegram. Mereka mengatakan tuduhan yang dilontarkan Yevgeny Prigozhin tidak sesuai dengan kenyataan dan menjadi sebuah provokasi informasi.
Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!