in ,

Orang Jepang Kursus Tersenyum Gaya Hollywood setelah Terbiasa Pakai Masker

Mungkin tak terbayangkan sebelumnya bahwa orang harus mengeluarkan uang untuk sekedar belajar tersenyum.

CakapCakapCakap People! Di salah satu kelas Keiko Kawano baru-baru ini, lebih dari selusin siswa sekolah seni Tokyo mendekatkan cermin ke wajah, merentangkan sisi mulut ke atas dengan jari-jari: mereka rupanya sedang berlatih cara tersenyum.

Mungkin tak terbayangkan sebelumnya bahwa orang harus mengeluarkan uang untuk sekedar belajar tersenyum. Tapi Kawano sebagai instruktur senyum melihat lonjakan permintaan di Jepang, setelah warga biasa memakai masker selama pandemi.

Himawari Yoshida, 20 tahun, salah satu siswa yang mengambil kelas sebagai bagian dari kursus sekolahnya untuk mempersiapkan mereka menghadapi pasar kerja, mengatakan bahwa dia perlu memperbaiki senyumnya.

“Saya tidak banyak menggunakan otot wajah saya selama pandemi, jadi ini latihan yang bagus,” katanya seperti disiarkan Reuters, Senin, 5 Juni 2023.

Orang Jepang Kursus Tersenyum Gaya Hollywood setelah Terbiasa Pakai Masker
Pelatih senyum Keiko Kawano mengajar siswa kursus pelatihan senyum di Sekolah Seni Sokei di Tokyo, Jepang, 30 Mei 2023. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]

Perusahaan Kawano, Egaoiku – secara harfiah berarti “Pendidikan Senyuman” – mengalami lonjakan permintaan lebih dari empat kali lipat dari tahun lalu, dengan pelanggan mulai dari perusahaan yang ingin tenaga penjualannya lebih ramah dan pemerintah daerah yang ingin meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Pelajaran privat selama satu jam berharga 7.700 yen (Rp817 ribu).

Sebelum pandemi, mengenakan masker di Jepang adalah hal yang normal bagi banyak orang selama musim demam dan sekitar ujian karena khawatir akan sakit untuk acara penting dalam hidup.

Tetapi ketika pemerintah mencabut ketentuan wajib masker pada Maret, banyak orang masih tetap memakainnya setiap hari. Sebuah jajak pendapat oleh radio NHK pada Mei menunjukkan 55% orang Jepang mengatakan bahwa mereka masih tetap memakainya. Hanya 8% yang mengatakan mereka telah berhenti memakai masker sama sekali.

Menariknya, kira-kira seperempat dari siswa sekolah seni yang mengikuti kelas tersenyum tetap memakai masker selama pelajaran. Kaum muda, mungkin, sudah terbiasa hidup dengan masker, kata Kawano, karena wanita mungkin lebih mudah keluar tanpa riasan dan pria dapat menyembunyikan bahwa mereka belum bercukur.

Mantan pembawa acara radio yang mulai memberikan pelajaran pada tahun 2017 ini juga telah melatih 23 orang lainnya sebagai pelatih senyum untuk menyebarkan kebajikan dan teknik membuat senyum sempurna di seluruh Jepang.

Metode “Teknik Tersenyum Gaya Hollywood”, “mata bulan sabit”, “pipi bundar”, dan membentuk tepi mulut sehingga delapan gigi terlihat seperti mutiara menjadi ciri khas kelasnya. Siswa dapat mencoba teknik mereka di tablet untuk mendapatkan skor pada senyum mereka.

Kawano percaya bahwa secara budaya, orang Jepang mungkin kurang tersenyum daripada orang Barat karena rasa aman mereka sebagai negara kepulauan dan sebagai negara kesatuan. Ironisnya, menurut dia, ancaman senjata mungkin mendorong lebih banyak orang tersenyum.

“Secara budaya, senyuman menandakan bahwa saya tidak memegang senjata dan saya bukan ancaman bagi Anda,” katanya. Dengan lonjakan wisatawan yang datang, orang Jepang perlu berkomunikasi dengan orang asing lebih dari sekadar mata mereka, katanya.

“Saya pikir ada kebutuhan yang meningkat bagi orang untuk tersenyum.”

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bolak Balik Presiden AS Joe Biden Jatuh, Pernah Terhuyung di Bali, Terakhir Tersungkur di Akademi Angkatan Udara

Bolak Balik Presiden AS Joe Biden Jatuh, Pernah Terhuyung di Bali, Terakhir Tersungkur di Akademi Angkatan Udara

Pertama di Dunia, Swedia Akui Seks Sebagai Olahraga dan Gelar Kompetisi Resmi

Pertama di Dunia, Swedia Akui Seks Sebagai Olahraga dan Gelar Kompetisi Resmi