CakapCakap – Cakap People! Pizza adalah salah satu makanan paling populer. Makanan ini memiliki rasa yang lezat, sarat dengan keju, dan topping-nya dapat disesuaikan berdasarkan selera. Namun, pizza sebagai junk food juga memiliki beberapa risiko kesehatan.
Dilansir dari Times of India, berikut risiko kesehatan yang mengintai jika terlalu sering makan pizza:
1. Risiko penyakit jantung
Pizza tinggi lemak jenuh karena topping keju dan daging olahan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol serta risiko penyakit jantung. Makan tiga hingga empat potong pizza atau lebih secara rutin dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang berbahaya.
2. Pertambahan berat badan yang cepat
Satu potong pizza keju tawar mengandung sekitar 400 kalori. Jadi makan bahkan dua atau tiga potong pizza maka kalori yang diterima tubuh akan berada pada sekitar 800-1.200 kalori. Ini akan lebih tinggi bila Anda menambahkan topping olahan seperti pepperoni.
Karena seseorang harus mengonsumsi rata-rata 2.000 kalori dalam sehari, beberapa potong pizza ini akan memakan antara 40-60 persen atau bahkan lebih dari asupan kalori harian. Mengkonsumsi kalori secara berlebihan secara teratur akan dengan cepat meningkatkan berat badan.
3. Peningkatan risiko kanker
Mengonsumsi daging olahan tinggi lemak seperti pepperoni dan sosis secara teratur sebagai topping pada pizza dapat meningkatkan risiko terkena kanker tertentu, seperti kanker usus dan perut.
Cara paling aman untuk mengonsumsi pizza
Pizza tidak masalah untuk dikonsumsi asalkan tidak berlebihan. Penting juga untuk dicatat bahwa pizza terbuat dari tepung olahan yang dapat memperlambat pencernaan, membuat metabolisme menjadi lamban.
Salah satu cara terbaik untuk menikmati pizza adalah dengan membuatnya sendiri di rumah. Dengan begitu, Anda akan bisa memilih bahan yang lebih sehat dan juga bisa mengatur jumlah keju.
Selain itu, Anda juga bisa memilih bahan dasar pizza yang terbuat dari bahan yang lebih sehat seperti roti gandum. Jika menginginkan pengalaman makan pizza dari restoran, maka pastikan untuk membatasi ukuran porsi serta frekuensi konsumsinya.