CakapCakap – Cakap People! Junta Myanmar mengimpor senjata dan material lainnya dengan nilai paling sedikit US$1 miliar atau sekitar Rp14,87 triliun sejak melancarkan kudeta pada Februari 2021, kata pelapor khusus PBB pada Rabu 17 Mei 2023, seperti dilansir Reuters.
Pelapor Khusus PBB untuk situasi HAM di Myanmar, Tom Andrews menyatakan hal tersebut dalam sebuah laporan terbaru yang menyebutkan Rusia dan China membantu junta dalam melancarkan operasi mematikan guna menghancurkan oposisi.
Sejak militer mengambil alih kekuasaan dan memenjarakan para pemimpin yang terpilih secara demokratis, sejumlah penentang junta mengangkat senjata dan bergabung dengan perlawanan etnis minoritas.
Junta membalas langkah ini dengan serangan udara dan persenjataan berat, termasuk di kawasan sipil.
Helikopter Mi-35, jet tempur MiG-29 dan pesawat ringan Yak-130 yang ketiganya buatan Rusia, serta jet K-8 buatan China, paling sering digunakan untuk melancarkan serangan udara yang menyasar sekolah, fasilitas kesehatan, perumahan dan kawasan sipil lainnya, sebut laporan itu.
Dalam sebuah serangan tunggal terhadap sebuah pertemuan desa yang diadakan penentang junta di daerah Sagaing pada April 11, militer menjatuhkan bom dari Yak-130 dan membunuh sedikitnya 160 orang, termasuk 40 anak, kata laporan tersebut.
Militer Myanmar mengaku menyasar pemberontak dan menyatakan bahwa warga sipil yang terbunuh di Sagaing itu kemungkinan mendukung penentang junta yang disebut “teroris” oleh junta.
“Kabar baiknya adalah kami kini mengetahui siapa yang selama ini memasok persenjataan ini dan yurisdiksi di mana mereka dioperasikan,” kata Andrews.
Andrews menyeru anggota-anggota PBB agar mengambil tindakan dan menghentikan aliran persenjataan dengan mengeluarkan larangan sepenuhnya terhadap transfer senjata kepada junta Myanmar, mengetatkan larangan yang sudah ada dan menjatuhkan sanksi yang terkoordinasi.
Pakar PBB menggunakan data perdagangan untuk mengungkapkan nilai pengiriman senjata dan material lainnya, termasuk bahan mentah untuk produksi persenjataan domestik Myanmar kepada militer sejak kudeta. Hal ini mencapai US$406 juta atau sekitar Rp6 triliun dari Rusia dan US$267 juta atau sekitar Rp3,97 triliun dari China, termasuk dari entitas BUMN di kedua negara.
Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!