in ,

Empat Sikap Positif yang Ternyata ‘Beracun’, Jangan Lakukan Lagi

Menjaga pola pikir positif memang sangat penting.

CakapCakap Cakap People! Menjaga pola pikir positif memang sangat penting. Namun bagi beberapa orang memiliki kebiasaan menggambarkan sikap positif yang menjadi sedikit beracun, dan sebenarnya bukan perilaku manusia yang normal.

Sebagai manusia, kita memiliki variasi emosi berdasarkan peristiwa kehidupan dan itu sehat untuk kesehatan mental. Tapi, kepositifan “beracun” (toxic positivity) bahkan di tengah duka dan kesedihan sama sekali tidak sehat.

 Empat Sikap Positif yang Ternyata 'Beracun', Jangan Lakukan Lagi
Ilustrasi. Sebagai manusia, kita memiliki variasi emosi berdasarkan peristiwa kehidupan dan itu sehat untuk kesehatan mental.

Berikut adalah perilaku atau sikap positif yang ternyata “beracun” seperti dikutip dari laman The Health Site, Sabtu 29 April 2023:

1. Mengabaikan emosi negatif

Aspek kehidupan yang sangat normal adalah merasakan emosi negatif. Jalan untuk menjadi manusia yang lebih kuat dan lebih baik adalah dengan berurusan dengan mereka, bukan dengan mengabaikan emosi tersebut.

2. Tidak mengakui perjuangan

Setiap orang berurusan dengan stres, perjuangan, dan rasa sakit dengan cara berbeda. Namun jika Anda memiliki kebiasaan meremehkan perjuangan atau emosi, itu adalah sifat yang sangat beracun yang tidak boleh dikembangkan.

3. Kepositifan yang dipaksakan

Orang-orang tertentu memiliki kebiasaan memaksakan pandangan positif mereka, bahkan ketika itu bukan waktu yang tepat. Ini adalah tanda penting dari kepositifan “beracun”.

4. Meremehkan kesedihan

Kesedihan itu sehat. Seseorang yang mencoba mengabaikan perasaan atau bahkan mencoba meremehkannya untuk diri sendiri atau orang lain adalah sifat yang beracun dan bisa berbahaya.

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tips Makan Mi Instan Menurut Ahli Gizi, Sebaiknya Tidak Pakai Kerupuk

Tips Makan Mi Instan Menurut Ahli Gizi, Sebaiknya Tidak Pakai Kerupuk

Kenali Holiday Paradox, Fenomena Malas Kerja Usai Libur Panjang

Kenali Holiday Paradox, Fenomena Malas Kerja Usai Libur Panjang