CakapCakap – Cakap People! Pada 8 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Selain untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya, dan politik perempuan dari seluruh dunia. Banyak acara, pembicaraan, dan kampanye kesadaraan yang diselenggarakan. Mengapa Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap 8 Maret?
Dilansir Indian Express, Rabu 8 Maret 2023, konsep Hari Perempuan Internasional pertama kali muncul pada awal 1900-an. Hari Perempuan pertama kali muncul pada 1909 dan dikenal sebagai Hari Perempuan Nasional. Hari itu awalnya dirayakan pada 28 Februari 1909, ketika 15 ribu wanita berbaris melalui New York City menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak suara.
Pada waktu yang berdekatan di Eropa, tepatnya pada 1910, Konferensi Internasional Wanita Pekerja kedua diadakan di Kopenhagen Denmark. Kala itu, Clara Zetkin bergabung dengan Partai Demokrat Sosial Jerman dan mengajukan gagasan Hari Perempuan Internasional.
Pada 9 Maret 1911, Hari Perempuan Internasional dirayakan untuk pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai merayakan Hari Perempuan Internasional pada 1975. Pada 1977, secara resmi disepakati bahwa hari tersebut akan diperingati secara luas pada 8 Maret setiap tahun.
Ketidaksetaraan dan diskriminasi gender merajalela di masyarakat. Sering kali perempuan menjadi korbannya.
Untuk melawan bias gender dan memberikan perhatian pada isu-isu seperti kesetaraan gender, hak reproduksi, kekerasan, dan pelecehan terhadap perempuan, Hari Perempuan Internasional dirayakan. Ini telah menjadi forum untuk meningkatkan kesadaran dan membangkitkan perubahan dalam masyarakat.
Menurut PBB, tema Hari Perempuan tahun ini adalah “DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender”. Tema tersebut bertujuan menekankan pentingnya teknologi dalam mengangkat isu gender.
“Tahun ini, pada Hari Perempuan Internasional, saya ingin memuji generasi baru perempuan muda atas keberanian mereka berbicara, menginspirasi orang lain, dan memobilisasi rekan-rekan mereka untuk hari esok yang lebih berkelanjutan,” kata Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay.