CakapCakap – Cakap People! Rusia terus memperluas produksi pertahanannya dan memperkenalkan “teknologi terbaru” di pabrik-pabrik persenjataannya. Hal itu disampaikan beberapa sekutu utama Vladimir Putin, dilansir dari The Telegraph, Minggu, 26 Februari 2023.
Langkah itu dilakukan di tengah tanda-tanda hubungan lebih lanjut bahwa Moskow nyaman dengan Beijing, seperti disampaikan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang akan mengunjungi China dalam beberapa hari mendatang. Kedatangan Lukashenko menyusul laporan bahwa kesepakatan drone mungkin sedang berlangsung.
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev sebelumnya mengolok-olok laporan intelijen Barat bahwa Moskow kekurangan senjata dan amunisi, dan harus menggunakan peralatan dasar Perang Dingin. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa pabrik-pabrik di Rusia telah meningkatkan produksi mereka sepuluh kali lipat.
Tidak hanya itu, Rusia disebut juga meningkatkan senjata dengan peralatan Barat berteknologi tinggi yang ditangkap di medan perang.
“Kami tidak hanya memperluas produksi, tetapi juga memperkenalkan teknologi terbaru, menyempurnakannya secara harfiah ‘on the march’,” katanya dalam sebuah artikel yang diterbitkan di majalah bulanan Pertahanan Nasional.
Medvedev mengklaim bahwa para insinyur dan ilmuwan Rusia belajar dari senjata Barat yang disita di Ukraina.
“Kami juga telah mempelajari senjata musuh dengan cukup baik, yang diambil sebagai piala dan dibongkar sampai akhir di biro konstruksi militer kami. Kami mengubah pengalaman musuh menjadi keuntungan kami sendiri,” kata Medvedev.
Terlepas dari sanksi Barat yang membuat Rusia kekurangan microchip vital, Kremlin telah mengalihkan ekonominya ke pijakan perang. Karyawan di pabrik senjata bekerja tiga shift dan dilindungi dari mobilisasi.
Ada laporan tentang pusat perbelanjaan yang diubah menjadi pabrik amunisi. Komentar itu muncul ketika Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa Rusia hampir kehabisan drone Iran setelah 24 pesawat ditembak jatuh oleh Ukraina pada awal Februari.
“Rusia telah kehabisan stoknya saat ini. Rusia kemungkinan akan mencari pasokan,” kata laporan tersebut. Namun alih-alih memproduksinya sendiri, ada laporan bahwa Kremlin mencari stok baru ke China.
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!