CakapCakap – Cakap People! Tim penyelamat Filipina telah mengkonfirmasi empat orang tewas setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh di gunung berapi aktif pada akhir pekan, kata para pejabat pada Kamis 23 Februari 2023.
Channel News Asia melaporkan, para korban, termasuk dua warga Australia, berada di pesawat Cessna 340 yang hilang pada Sabtu pagi. Pesawat hilang tak lama setelah lepas landas ke Manila dari Bandara Internasional Bicol di provinsi tengah Albay, beberapa kilometer dari gunung berapi Mayon.
Carlos Baldo, Wali Kota Camalig yang dekat dengan lokasi kecelakaan, mengatakan tim pencarian dan penyelamatan mencapai reruntuhan pada Rabu dan memastikan tidak ada yang selamat. “Kami menemukan situs itu, tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan,” kata Baldo dalam konferensi pers hari ini.
Baldo mengatakan 179 orang terlibat dalam operasi untuk membawa jenazah menuruni lereng curam gunung berapi. Mereka berharap tiba di kaki gunung pada Kamis malam.
Otoritas Penerbangan Sipil Filipina (CAAP) mengatakan reruntuhan pesawat berada di sisi barat gunung berapi, sekitar 1.070 meter hingga 1.200 meter di atas permukaan laut.
“Ini medan yang sangat sulit,” kata petugas bencana Albay Cedric Daep, memperingatkan operasi pengambilan bisa memakan waktu lebih dari satu hari. “Lokasinya curam dan ada punggung bukit yang hanya bisa didaki satu orang pada satu waktu.”
The Civil Aviation Authority of the Philippines (CAAP) on Tuesday said aerial search is needed to confirm if the debris of an aircraft shown in a photo of Mayon Volcano belongs to the Cessna plane that went missing on Saturday.https://t.co/oDjBubofUf
— GMA Integrated News (@gmanews) February 21, 2023
Energy Development Corporation yang berbasis di Manila mengatakan sebelumnya bahwa mereka memiliki pesawat tersebut. Australia adalah konsultan teknis untuk perusahaan energi terbarukan.
“Simpati tulus kami sampaikan kepada keluarga dan teman mereka selama masa sulit ini,” kata presiden perusahaan Richard Tantoco dalam sebuah pernyataan.
Puing-puing pesawat terlihat pada Minggu, tetapi hujan, awan, dan risiko letusan gunung berapi menghambat upaya untuk mencapai lokasi kecelakaan. Tim penyelamat, termasuk pendaki gunung veteran, mulai melakukan pendakian curam dengan berjalan kaki pada Selasa.