CakapCakap – Cakap People! Pemerintah Taliban Afghanistan membantah telah melarang penjualan alat kontrasepsi, dengan menolak laporan larangan di pers Inggris sebagai “berita palsu”.
Sebuah artikel yang diterbitkan di The Guardian pada Sabtu 18 Februari 2023 menuliskan bahwa, Taliban telah mulai memberlakukan “larangan selimut” pada alat kontrasepsi di Kabul, serta kota utara Mazar-e Sharif. Ini mengikuti laporan dengan tuduhan serupa di The Daily Mail , yang mengutip berita dari Afghanistan Rukhshana Media.
Menanggapi pertanyaan dari The National, juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat yang dikelola Taliban, Dr Sharafat Zaman Amar, menyebut laporan tindakan keras itu “palsu”.
“Tidak ada yang menghentikan kontrasepsi,” katanya dilansir dari The National News, Minggu 19 Februari 2023.
Penegakan hukum semacam itu biasanya menjadi domain Kementerian Taliban untuk Melarang Kejahatan dan Promosi Kebajikan. Juru bicara kementerian itu, Akif Muhajir, mengatakan bahwa dia “tidak menerima” laporan tersebut, juga menyebutnya sebagai “berita palsu”.
Ditanya secara khusus apakah alat kontrasepsi diperbolehkan di Afghanistan, Muhajir menjawab: “Ya.”
Laporan larangan kontrasepsi datang di tengah pembatasan luas yang diberlakukan pada perempuan oleh Taliban sejak mereka kembali berkuasa pada Agustus 2021. Media Inggris mengutip apoteker dan bidan yang diduga diberitahu oleh pihak berwenang bahwa kontrasepsi adalah “konspirasi barat”.
Kontrasepsi oral dan metode keluarga berencana lainnya telah beredar luas di Afghanistan sejak ekonomi dibuka kembali ke dunia setelah jatuhnya rezim Taliban sebelumnya pada 2001. Mereka juga dipuji oleh para dokter sebagai alat penting untuk memerangi kemiskinan, sebagai perlindungan kesehatan dan hak reproduksi perempuan.
“Saat ini di Afghanistan, kami memiliki masalah serius dengan kematian ibu, dan keluarga berencana adalah salah satu cara untuk membantu melestarikan kehidupan ibu dan anak yang belum lahir,” kata Dr Najmussama Shefajo, seorang ginekolog yang mengelola klinik bersalin di Kabul.
The National mengunjungi tiga apotek di Kabul pada hari Sabtu. Semuanya membantah dikunjungi oleh anggota Taliban atau disuruh berhenti membawa obat-obatan tertentu.
Salah satu cabang apotek rantai yang berbasis di lingkungan kota Taimani mengatakan mereka menjalankan bisnis seperti biasa.
“Kadang-kadang direktorat yang membidangi farmasi mengirimkan daftar obat-obatan yang tidak boleh dijual, tapi belakangan ini kami belum menerima yang seperti itu,” kata apoteker itu.
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!