CakapCakap – Cakap People! Amerika Serikat (AS) mengklaim perusahaan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, menderita lebih dari 30.000 korban sejak dimulainya agresi militer Moskow ke Ukraina setahun lalu.
Seperti dilansir Reuters Jumat, Gedung Putih menyebut ada sekitar 9.000 anggota Wagner yang tewas dalam pertempuran itu.
“Sekitar 90 persen tentara Grup Wagner yang tewas di Ukraina sejak Desember 2022 adalah narapidana,”kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih (NSC), John Kirby, kepada wartawan pada pengarahan regular.
Mengutip intelijen AS, setengah dari keseluruhan kematian pasukan Wagner itu terjadi sejak pertengahan Desember, ketika pertempuran berkecamuk di Kota Bakhmut, Ukraina Timur. Namun, kelompok tentara bayaran Rusia itu membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mencapai kota tersebut dan dengan “biaya yang sangat besar”.
“Mungkin saja mereka (Wagner) akhirnya berhasil di Bakhmut, tetapi itu tidak akan berarti bagi mereka karena itu tidak memiliki nilai strategis yang nyata,” klaim Kirby.
Menurut dia, pasukan Ukraina akan mempertahankan garis pertahanan yang kuat di seluruh wilayah Donbas. Kirby mengatakan, Grup Wagner sangat bergantung pada narapidana, yang dikirim ke medan perang tanpa pelatihan atau peralatan. Namun, ada komentar baru-baru ini dari pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin, bahwa pihaknya telah berhenti merekrut tahanan untuk berperang di Ukraina.