CakapCakap – Cakap People! Ada beberapa aktor dan aktris yang main film terbaik sekaligus terburuk pada tahun yang sama. Karier seorang artis bisa berubah, antara kesuksesan dan kegagalan. Keberhasilan sebuah film merupakan sesuatu yang tidak mudah diprediksi. Ada film yang terlihat amat bagus “di atas kertas”, tapi malah berakhir dengan kritik keras dari penonton dan kritikus.
Sementara itu, ada pula film yang tampaknya “main-main” tapi membawa pemerannya ke tingkat ketenaran yang baru. Kondisi tidak menentu itu membuat beberapa aktor dan aktris memiliki film terbaik dan terburuknya dalam jarak waktu yang tak begitu jauh.
Berikut aktor dan aktris yang film terbaik sekaligus film terburuknya rilis di tahun yang sama, dikutip dari laman Looper, Kamis 16 Februari 2023:
1. Chris Evans
Sebelum menjadi Captain America, Chris Evans memerankan Johnny Storm alias Human Torch di film Marvel yang lain, Fantastic Four. Sekuel dari film itu, yang berjudul Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer rilisan 2007 dianggap sebagai film yang buruk.
Pada tahun yang sama, Evans juga merilis karya terbaik dalam filmografinya, Sunshine, di mana materinya jauh lebih substantif dan punya atmosfer menarik. Proyek tersebut sukses menunjukkan bakat Evans, ketika dia diberi ruang dan skenario berkualitas.
2. Amy Adams
Gagasan Amy Adams memerankan Lois Lane semula adalah konsep hebat. Adams bisa menampilkan tokoh pop culture itu di film Man of Steel (2013) dengan memesona. Sayangnya, di sekuel Batman v Superman: Dawn of Justice rilisan 2016, perannya jadi kurang menarik.
Untungnya, di tahun yang sama, penggemar dapat suguhan film apik lain dari Adams. Dia berperan sebagai pakar linguistik bernama Louise Banks di film Arrival, dengan alur cerita imajinatif di mana manusia mencoba berkomunikasi dengan alien.
3. Colin Firth
Firth berperan sebagai Raja George VI di film The King’s Speech. Sinema biografi drama sejarah itu sebenarnya tidak terlalu segar atau menantang, tetapi Firth mampu memastikan film itu menghibur dan menjadi sangat menarik bagi penggemar film.
The King’s Speech tayang di bioskop pada 2010, tahun yang sama di mana film Firth lainnya, Main Street, dirilis. Sayangnya, Main Street terbilang gagal. Bahkan dengan karisma dan pesonanya, Firth tidak mampu menolong film klise tersebut.
4. Sandra Bullock
The Blind Side yang dibintangi Sandra Bullock rilisan 2009, bukanlah film yang dicintai secara universal. Akan tetapi, sinema sarat kontroversi itu dapat dikatakan sebagai salah satu hit terbesar Bullock, terutama dengan nilai A+ dari penonton di CinemaScore.
Berbeda dengan film Sandra Bullock lainnya dari tahun 2009, All About Steve, yang dikecam secara luas karena karakter Bullock di situ terkesan menakutkan alih-alih lucu. Bahkan, kehadiran aktor Bradley Cooper atau Thomas Haden Church tidak bisa menyelamatkannya.
5. Robin Williams
Dalam warisan abadinya sebagai seorang aktor, ada banyak kualitas mendiang Robin Williams yang membekas di benak penikmat film. Williams dapat memancarkan aura hebat, dan hal itu terlihat jelas dalam perannya pada film Good Will Hunting rilisan 1997.
Dia memerankan tokoh Sean Maguire, peran yang rumit, tetapi sangat orisinal. Namun, pada tahun yang sama Williams “menghancurkan” citra baiknya dengan membintangi film Fathers ‘Day yang dinilai sebagai salah satu tayangan komedi terburuk.
6. Gary Oldman
Banyak penikmat film yang heran Gary Oldman tidak mendapat nominasi Oscar untuk film thriller spionase Tinker Tailor Soldier Spy yang dirilis pada 2011. Dalam film itu, akting Oldman luar biasa dalam filmnya pun lebih dari layak mendapat perhatian penghargaan.
Lucunya, di tahun yang sama hadir juga film Oldman yang dianggap gagal, Red Riding Hood. Oldman muncul sebagai sosok antagonis, namun sinema itu jadi salah satu film paling membosankan dan mudah dilupakan yang pernah dia tampilkan.
7. Adam Sandler
Kolaborasi Adam Sandler dengan sutradara Paul Thomas Anderson di Punch Drunk Love pada 2002 menghasilkan salah satu penampilan paling menarik dalam karier akting Sandler. Performanya di film itu sangat kuat dengan cara yang sangat realistis dan meyakinkan.
Sayangnya, pada tahun yang sama, Sandler juga terlibat di tayangan animasi komedi Eight Crazy Nights yang berlabel 13 plus. Meski dianggap memberi Sandler jenis film baru, nyatanya film itu dinilai banyak pihak hanya memuat pengulangan lelucon yang basi.