CakapCakap – Cakap People! Sebuah studi memperkirakan bahwa lebih dari setengah pengemudi pernah mengalami kemarahan di jalan. Meskipun, tidak semua melakukan tindakan berlebihan seperti menabrak kendaraan lain atau mengumpat. Namun, puluhan ribu kecelakaan terjadi setiap tahun karena mengemudi secara agresif.
Psikolog dan instruktur di Institute for the Advanced Study of Human Sexuality di San Francisco, Ava Cadell, menjelaskan bahwa saat dikuasai kemarahan, pengemudi cenderung tidak memikirkan konsekuensinya. Penyebabnya pun bisa beragam.
Menurut Cadell, dikutip dari laman Web MD, Selasa 14 Februari 2023, ada kemungkinan orang tersebut sudah memiliki kecenderungan melakukan kekerasan. Namun, bisa juga dia terpantik oleh pengemudi lain yang dianggap tidak becus membawa kendaraan.
Ketidakmampuan untuk menangani kemarahan juga dapat menjadi penyebab. Apabila seseorang atau orang terdekat rentan memiliki gaya mengemudi agresif atau kerap marah saat di jalan raya, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk menekan risikonya.
Cadell menyarankan menghindari konsumsi alkohol. Cara lain yakni istirahat yang cukup, sebab kurang tidur menyebabkan hilang kendali. Ketika akan mengemudi, berangkatlah lebih awal. Sebab, kekhawatiran akan keterlambatan bisa membuat seseorang senewen. “Mainkan musik yang menenangkan. Miliki sikap positif dan nikmati perjalanannya,” kata Cadell.
Dia pun berpendapat manajemen kemarahan bisa menekan kemunculan road rage. Manajemen kemarahan yang bersifat mendidik dan terapeutik akan menyebabkan pengurangan jumlah kasus kemarahan di jalan dan kekerasan dalam rumah tangga. “Banyak orang tidak tahu ada pilihan alternatif dan cara untuk melepaskan kemarahan,” tuturnya.