CakapCakap – Cakap People! Melewatkan olahraga demi duduk atau tiduran dikaitkan dengan sedikit penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir. Kesimpulan itu didapat dari hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Epidemiology and Community Health pada Senin, 23 Januari 2023.
“Meskipun perbedaannya kecil, temuan ini menunjukkan bagaimana perubahan kecil dalam tingkat aktivitas fisik dapat memengaruhi kesehatan seseorang, termasuk kesehatan otak,” ungkap penulis studi utama, John Mitchell, yang juga seorang peneliti di Institute of Sport, Exercise and Health di Inggris.
Dilansir laman Today, Rabu, 25 Januari 2023, Mitchell dan rekan-rekannya menggunakan data dari British Cohort Study tahun 1970, sebuah studi berkelanjutan yang melacak kesehatan sekelompok orang yang lahir di Inggris pada 1970. Temuan studi tersebut didasarkan pada data dari hampir 4.500 orang yang ditindaklanjuti sejak 2016 hingga 2018.
Para peserta memberikan informasi tentang kesehatan, latar belakang. dan gaya hidup mereka. Mereka juga diminta memakai pelacak aktivitas setidaknya 10 jam berturut-turut sehari hingga tujuh hari, bahkan saat tidur dan mandi.
Selama penelitian, peserta menjalani serangkaian tes yang menilai kemampuan mereka untuk memproses dan mengingat informasi. Peserta, rata-rata, setiap hari melakukan olahraga sedang atau intens selama 51 menit, sekitar enam jam aktivitas ringan, seperti berjalan lambat, dan sekitar sembilan jam perilaku menetap, seperti duduk atau berbaring. Mereka rata-rata tidur sekitar delapan jam.
“Aktivitas sedang hingga intens dalam penelitian ini dianggap sebagai sesuatu yang membuat jantung berdegup lebih kencang atau membuat seseorang merasa tubuhnya lebih panas,” ujar Mitchell.
Setelah menganalisis data aktivitas peserta, para peneliti menemukan mereka yang melewatkan latihan demi delapan menit perilaku menetap mengalami penurunan satu persen hingga dua persen dalam skor kognisi mereka. Para peneliti melihat penurunan serupa dalam kinerja kognitif ketika orang mengganti olahraga berat dengan enam menit aktivitas fisik ringan atau tujuh menit tidur.
Selain itu, mengganti duduk atau berbaring dengan sembilan menit olahraga berat dikaitkan dengan lebih dari satu persen peningkatan skor kognisi. Department of Health and Human Services di AS merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang hingga intens setiap pekan ditambah dua hari latihan penguatan otot.
“Hubungan antara lebih banyak olahraga dan kinerja otak yang lebih baik masih belum jelas, tetapi kemungkinan hasil dari cara kerja sistem kardiovaskular tubuh,” ujar Aviroop Biswas, asisten profesor epidemiologi dan ilmuwan rekanan di Institute for Work & Health di Toronto, Kanada.
Menurut Biswas, saat tubuh bergerak aktif, pada dasarnya kamu meningkatkan kekuatan jantung. Kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh juga membaik, terutama ke salah satu organ terpenting, yakni otak.
Marc Roig, profesor terapi fisik dan okupasi di McGill University di Montreal, Kanada, menjelaskan ketika orang tidak cukup berolahraga, hal itu berpotensi menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk yang memengaruhi otak, seperti demensia. Intensitas latihan juga penting.
Orang-orang dalam penelitian yang melakukan aktivitas fisik ringan sebagai pengganti aktivitas yang lebih keras juga mengalami penurunan kinerja kognitif. Meski begitu, Mitchell mencatat aktivitas ringan masih lebih baik daripada duduk saja.
“Tampaknya tidak diragukan bahwa aktivitas ringan lebih baik daripada duduk untuk banyak aspek kesehatan,” ujarnya.