CakapCakap – Cakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar China memantau kematian berlebih akibat COVID-19 untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang dampak lonjakan kasus di sana.
“WHO merekomendasikan pemantauan kematian berlebih, yang memberi kita pemahaman yang lebih komprehensif tentang dampak COVID-19,” kata badan PBB itu kepada Reuters dalam sebuah pernyataan, Senin, 16 Januari 2023, ketika ditanya tentang China.
“Ini sangat penting selama periode lonjakan ketika sistem kesehatan sangat terbatas,” ujar WHO menambahkan.
China pada Sabtu, 14 Januari 2023, menyatakan bahwa hampir 60.000 orang dengan COVID-19 telah meninggal di rumah sakit sejak melepas kebijakan nol-COVID bulan lalu. Jumlah itu merupakan lompatan besar dari angka yang dilaporkan Beijing, sebelum menghadapi kritik internasional atas data COVID-19-nya.
WHO, dalam pernyataan yang sama menyebutkan, tidak ada waktu tetap untuk pertemuan lain dengan pejabat China.
Ini setelah Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara dengan Direktur Komisi Kesehatan Nasional China Ma Xiaowei pada akhir pekan. Akan tetapi, pihaknya akan terus bekerja dengan China untuk memberikan nasihat dan dukungan.
Setelah sebelumnya mengkritik Beijing karena tidak berterus terang tentang skala wabah, pada Sabtu, WHO menyebut otoritas China telah memberikan informasi tentang kematian di rumah sakit dan perawatan rawat jalan yang memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi tersebut.
Seorang profesor di Georgetown Law di Washington, D.C. Lawrence Gostin, yang mengikuti WHO dengan cermat, mengatakan, keputusan China untuk mengungkapkan lebih banyak data adalah karena dorongan WHO.
“Mendapatkan jumlah korban tewas yang lebih akurat itu melegakan,” katanya. “Tetapi akan lebih penting untuk mendapatkan GSD (data urutan genetik) lengkap dari virus yang beredar di China. Itulah perhatian global yang sangat besar.”