in ,

Lima Bahan Salad Dressing yang Sebaiknya Dihindari

Salad sering menjadi pilihan makanan sehat.

CakapCakapCakap People! Salad sering menjadi pilihan makanan sehat. Kecuali ada tambahan ayam, tuna, atau telur, salad biasanya memang penuh sayuran dan berarti kebutuhan serat pasti tercukupi. Tapi salad tanpa dressing pasti membosankan.

Tergantung jenis salad dressing yang dipilih, salad bisa jadi tambah bernutrisi atau sebaliknya. Karena itu penting untuk memahami mana saja bahan-bahan untuk dressing yang bisa dipilih dan yang perlu dihindari. Biasanya yang dipilih adalah dressing berupa krim atau yang berminyak.

Pakar diet Bonnie Taub-Dix mengingatkan dan penulis ”Read It Before You Eat It: Taking You From Label To Table” mengatakan dressing berbentuk krim cenderung lebih banyak lemak jenuh daripada lemak berbentuk minyak, biasanya lemak itu dari minyak dan produk susu.

Lima Bahan Salad Dressing yang Sebaiknya Dihindari
Ilustrasi

“Jenis lemak seperti ini tak sehat dan Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan konsumsi lemak jenuh hanya kurang dari 6 persen dari pola makan,” ujarnya, dikutip dari Huffpost.

Kandungan lemak jenuh biasanya lebih tinggi pada dressing siap pakai yang dibeli di toko. Namun tak berarti salad dressing berbentuk minyak lebih sehat.

“Minyak akan menunjukkan rasio lemak pada dressing dan berperan cukup signifikan dalam seberapa sehat dressing kita,” tutur ahli diet Melissa Rifkin.

Contohnya minyak zaitun mengandung lemak tak jenuh lebih tinggi dibanding minyak sayur dan menjadi opsi yang lebih sehat. Berikut lima bahan yang perlu dihindari.

Minyak sawit

Minyak sawit dapat digunakan pada dressing krim atau minyak dan yang paling utama untuk dihindari menurut Taub-Dix karena tinggi lemak jenuh. Minyak alpukat atau minyak zaitun adalah pilihan lebih sehat.

Gula

Kamu mungkin berpikir gula tak dibutuhkan untuk membuat dressing tapi menurut tiga pakar diet bahan ini cukup umum.

“Seringnya ada di dressing buah, seperti cuka arbei, mengandung gula tinggi,” kata Taub-Dix. Dressing populer lain yang tinggi gula adalah mustard madu, dressing manis Italia, serta dressing Prancis dan biji bunga popi.

Garam

“Garam adalah bahan umum pada dressing dan harus dimonitor oleh pemilik tekanan darah tinggi,” kata Rifkin. Pasalnya, garam tinggi sodium dan pola makan tinggi zat ini bisa menambah risiko penyakit kardiovaskular. Menurut sebuah penelitian ilmiah, risiko penyakit kardiovaskular naik 6 persen dari setiap gram asupan sodium.

MSG

Rifkin menjelaskan MSG atau penyedap digunakan di banyak dressing untuk menambah rasa dan selera. Padahal, penelitian ilmiah menyebut pola makan tinggi MSG bisa menyebabkan peradangan. Penelitian lain mengatakan rutin mengonsumsi MSG terkait obesitas, kerusakan liver, dan gangguan sistem saraf pusat. Karena itulah Rifkin menganjurkan konsumsinya dikurangi.

Minyak kelapa

Minyak kelapa mungkin sehat tapi Taub-Dix mengatakan kandungan lemak jenuhnya masih tinggi sehingga perlu dihindari. Seperti halnya minyak sawit, ia pun menganjurkan untuk menghindarinya dan lebih baik memilih minyak alpukat atau minyak zaitun.

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Resep Sup Bakso Ikan Tenggiri Kenyal dan Kuahnya Gurih

Resep Sup Bakso Ikan Tenggiri Kenyal dan Kuahnya Gurih

Cara Menghitung Berat Badan Ideal dengan Skor BMI

Cara Menghitung Berat Badan Ideal dengan Skor BMI