CakapCakap – Cakap People! Ada beberapa kebiasaan buruk yang ternyata bisa merusak kualita kinerja otak, mulai dari terlalu lama duduk hingga melihat gadget.
Banyak kebiasaan sehari-hari yang bisa sebabkan masalah kesehatan dan kinerja otak, tapi beberapa rutinitas harian ini kurang diketahui merusak sistem kognisi. Demikian dijelaskan Jessica Cladwell, neuropsikolog dalam laman aarp.
Dalam hal kesehatan, kita tidak selalu berpikir untuk merawat otak seperti saat memberi makan tubuh. Melainkan, untuk menjadi diri kita yang paling produktif, maka membutuhkan lebih banyak hal yang meningkatkan kesehatan otak, dan lebih sedikit hal yang mengakibatkan penurunan kognitif. Mengubah hanya satu dari kebiasaan ini bisa mengubah cara kerja otak dan membantu kamu menua dengan lebih sehat dan lebih baik.
Berikut adalah sejumlah kebiasaan buruk yang mempengaruhi masalah otak:
1. Pikiran Negatif
Memikirkan dendam, kebencian, dan pikiran negatif tidak hanya membuat suasana hati menjadi pesimistis, hal ini berkaitan dengan penurunan kognisi dan ingatan pada orang berusia 55 tahun ke atas. Menurut sebuah penelitian, peserta yang berulang kali memikirkan pikiran negatif memiliki lebih banyak deposit amiloid di otak mereka, atau merupakan penanda biologis penyakit Alzheimer.
2. Kurang Tidur
Global Council on Brain Health menemukan, kualitas tidur sangat penting untuk membuka pikiran yang tajam dan produktif. Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, pergeseran kerja, perubahan zona waktu, stress kronis, dan terlalu banyak kafein atau alkohol dapat merusak ritme konsistensi Anda.
3. Minuman Manis
Studi tahun 2017 mengaitkan konsumsi minuman manis dengan memori episodik yang lebih buruk serta volume total otak dan volume hipokampus yang lebih rendah. Minum minuman manis menyebabkan lonjakan gula darah dan respon insulin yang berlebihan pada banyak orang, yang memicu peradangan kronis pada otak.
4. Terlalu Banyak Duduk
Melansir dari businessinsider, orang yang lebih banyak duduk mengalami penipisan di daerah otak yang terkait dengan memori. Risiko terlalu lama duduk bukan hanya risiko kesehatan fisik, namun juga risiko neurologis. Mengurangi jumlah duduk dengan melakukan jalan kaki sedang, berdiri sambil bekerja, bahkan hanya 10 menit setiap kali menjadi solusi.
5. Waktu Layar
Interaksi tatap muka yang tergantikan oleh alat digital atau gadget, membuat orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu online daripada sebelumnya. Melihat layar sepanjang hari akan melukai mata, telinga, leher, bahu, dan punggung. Sehingga, kurangnya interaksi pribadi membatasi peluang otak membuat koneksi yang lebih baik.