CakapCakap– Cakap People! Raja Al-Sultan Abdullah akhirnya menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia yang baru, menggantikan Ismail Sabri Yakoob. Anwar Ibrahim sudah dilantik pada Kamis, 24 November 2022 pukul 17.00. Ketua Pakatan Harapan itu akan menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke-10.
Perjalanan Anwar Ibrahim menjadi perdana menteri, panjang dan berliku. Setelah menang pemilu Malaysia yang digelar pada Sabtu, 19 November 2022 lalu, ia tak lantas didapuk menjadi Perdana Menteri Malaysia.
Koalisi Anwar Ibrahim, yang dikenal sebagai Pakatan Harapan, memenangkan kursi terbanyak dalam pemungutan suara hari Sabtu dengan 82. Saingannya adalah blok Perikatan Nasional Muhyiddin memenangkan 73. Mereka membutuhkan 112 suara untuk membentuk pemerintahan.
Blok Barisan Nasional yang merupakan penguasa lama, hanya mendapatkan 30 kursi. Barisan Nasional menyatakan tidak akan mendukung pemerintahan yang dipimpin oleh Muhyiddin maupun Anwar.
Karir Politik Anwar Ibrahim Dimulai 30 Tahun Lalu
Anwar Ibrahim memulai perjalanan politiknya sejak tiga dekade lalu sebagai anak didik pemimpin veteran Mahathir Mohammad. Namun ia sempat menjadi tahanan yang dihukum karena kasus sodomi. Anwar Ibrahim menjadi pemimpin oposisi dan akhirnya perdana menteri.
Pemilik nama lengkap Anwar bin Ibrahim lahir pada 10 Agustus 1947 di Cherok Tok Kun, Penang, Malaysia. Mengutip dari Britannica, Anwar bersekolah di Sek Melayu Sungai Bakap, Sek Melayu Cherok Tok Kun dan Sek Ren Stowell, Bukit Mertajam. Anwar terpilih untuk melanjutkan ke Maktab Melayu Kuala Kangsar (MCKK) di Tingkatan Satu pada tahun 1960 dan menjadi Ketua Pelajar di sana.
Anwar melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Malaya Kuala Lumpur pada tahun 1967. Pada saat inilah ia memulai karir politiknya, ia dikenal sebagai pemimpin mahasiswa Islam di sana.
Pada tahun 1971 ia mendirikan Gerakan Pemuda Muslim Malaysia, dan menjabat sebagai presidennya hingga tahun 1982. Melansir dari Al Jazeera, Anwar banyak terlibat dalam mengorganisir demonstrasi massa bahkan pernah dipenjara di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang sekarang sudah tidak ada.
Pada 1981, ia menarik perhatian Dr Mahathir Mohamad, kandidat perdana menteri pada tahun 1981 dan menjabat hingga pensiun di tahun 2003. Ketika itu, Anwar membuktikan sebagai politisi yang bersih sehingga dengan cepat naik ke Organisasi Nasional Melayu Bersatu yang saat itu merupakan sebuah partai besar.
Dia mengepalai berbagai kementerian sampai akhirnya memimpin kementerian keuangan utama pada tahun 1991. Dua tahun kemudian, ia ditunjuk sebagai wakil perdana menteri hingga tahun 1998.
Namun ketika krisis ekonomi regional 1998, terjadi keretakan antara Anwar dan Mahathir. Saat itu Mahathir marah dengan seruan Anwar untuk melakukan reformasi dan mengakhiri korupsi dan nepotisme.
Terjerat Kasus Sodomi
Setelah perselisihan tersebut, Anwar dipecat secara tidak hormat dan kemudian didakwa melakukan korupsi dan sodomi. Saat itu ia divonis 15 tahun penjara.
Hukuman penjara untuk Anwar Ibrahim dikritik oleh warga Malaysia dan seluruh dunia, sehingga kemudian memunculkan protes besar-besaran di Malaysia. Pada 2 September 2004, Anwar dibebaskan oleh Perdana Menteri Abdullah Badawi.
Pada 2008 ia kembali tersangkut kasus sodomi. Setelah persidangan hampir dua tahun, Anwar dinyatakan tidak bersalah pada Januari 2012.
Namun di tahun 2014, pengadilan Malaysia kembali mendakwa Anwar dalam kasus sodomi. Dan di tahun 2015 dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Sejak saat itu, nama Anwar hilang dalam kancah perpolitikan Malaysia. Sampai akhirnya di tahun 2018, Mahathir muncul meminta bantuan kepada Anwar untuk mendukungnya untuk maju dalam pemilu 2018.
Pada saat itu, Mahathir menjanjikan jika ia menang dalam pemilu, maka ia akan mengajukan petisi pengampunan kepada Sultan Muhammad V untuk mengampuni Anwar. Dan pada 11 Mei 2018, Mahathir mengumumkan bahwa raja telah menyetujui permintaan itu. Anwar dibebaskan lima hari kemudian.
Mahathir juga berjanji setelah dua tahun menduduki jabatan, ia akan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim. Namun janji Mahathir tak pernah terwujud hingga akhirnya Anwar Ibrahim naik ke kursi perdana menteri setelah diangkat oleh Raja Malaysia.