CakapCakap – Cakap People! Sisa roket Long March 6A milik China yang mengangkut satelit pemantau lingkungan Yunhai 3 ke orbit pecah menjadi lebih dari 50 puing.
Long March 6A sebelumnya lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan, China bagian utara, Jumat, 11 November 2022 pukul 17:52 EST atau Sabtu, 12 November 2022 pukul 05.52 WIB, atau beberapa jam sebelum China meluncurkan misi kargo terbarunya ke stasiun luar angkasa Tiangong.
Shanghai Academy of Spaceflight (SAST), produsen armada peluncuran milik negara, mengumumkan satelit memasuki orbit satu jam setelah peluncuran.
Namun, salah satu bagian dari misi ini tidak berjalan sesuai rencana. Tahap atas roket pecah setelah meluncurkan Yunhai 3 ke orbit. Satelitnya sendiri sampai dengan selamat dan utuh di orbitnya.
Kini, puing-puing ini hancur menjadi lebih dari 50 buah di berbagai ketinggian dan menjadi ancaman yang umum di orbit Bumi yang rendah.
Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 (18th Space Defense Squadron) Angkatan Luar Angkasa AS melacak lebih dari 50 bagian puing dengan perkiraan ketinggian 500 hingga 700 km.
“#18SDS mengonfirmasi pecahnya CZ-6A R/B (#54236, 2022-151B) – kemungkinan terjadi 12 Nov @~0525 UTC. Melacak 50+ bagian terkait @ perkiraan ketinggian 500-700km & digabungkan ke dalam penilaian konjungsi rutin untuk mendukung keselamatan penerbangan luar angkasa,” kicau mereka, Minggu, 13 November 2022.
#18SDS confirmed breakup assoc w/ CZ-6A R/B (#54236, 2022-151B) – likely occurred Nov 12 @~0525 UTC. Tracking 50+ associated pieces @ est. 500-700km altitude & incorporating into routine conjunction assessment to support spaceflight safety. @ussfspoc @US_SpaceCom @SpaceTrackOrg
— S4S_SDA (@S4S_SDA) November 13, 2022
Soal lokasi-lokasi jatuhnya, Angkatan Luar Angkasa AS mengatakan “akan terus memantau insiden ini demi keselamatan penerbangan luar angkasa.”
Dikutip dari Space, beberapa pengamatan yang dilakukan dari darat menggambarkan pecahnya dan fragmentasi tahap roket China. Potongan-potongan yang berbeda berjatuhan dan berputar dengan cepat, menciptakan pola kilat saat memantulkan sinar matahari.
Puing-puing itu mengorbit pada lapisan atmosfer yang memiliki sedikit molekul. Artinya, puing-puing ini butuh waktu bertahun-tahun untuk keluar dari orbit akibat gaya tarik di atmosfer.
Angka terbaru dari Space Debris Office Badan Antariksa Eropa (ESA) di Darmstadt, Jerman, mengungkapkan lebih dari 630 insiden pecah, ledakan, tabrakan, atau peristiwa anomali di orbit yang mengakibatkan fragmentasi pesawat ruang angkasa atau sampah antariksa.
Ini bukan insiden pecah objek di orbit pertama yang terkait dengan satelit Yunhai. Satelit Yunhai 1 (02) pecah berkeping-keping menyusul dugaan tabrakan dengan bongkahan roket Rusia pada Maret 2021.
Long March 6A, bertinggi 50 meter dengan diameter tahap pertama 3,35 m, memiliki kemiripan dengan roket Long March 6 yang jauh lebih kecil.
Roket ini merupakan yang pertama dari China yang menyatukan tahap inti berbahan bakar cair dengan empat pendorong samping propelan padat dan melakukan penerbangan pertamanya pada bulan Maret tahun ini.
Sebagai perbandingan, pesawat ulang-alik NASA yang sekarang sudah pensiun menggunakan konfigurasi padat-cairnya sendiri.
SAST dan media pemerintah China mengatakan bahwa satelit Yunhai 3 dirancang untuk melakukan survei lingkungan atmosfer dan laut, survei lingkungan luar angkasa, pekerjaan pencegahan dan pengurangan bencana, dan eksperimen ilmiah.
Yunhai 3 kini mengorbit pada ketinggian sekitar 520 mil (840 kilometer) di atas Bumi dalam orbit sinkron matahari (SSO), yang berarti melewati kutub dan titik tertentu di Bumi pada waktu yang sama setiap hari.