CakapCakap – Cakap People! Remaja laki-laki penembak massal yang membunuh seorang siswa dan seorang guru di sebuah sekolah menengah di St. Louis, AS, meninggalkan catatan di mobilnya yang mengatakan bahwa perasaan kesepiannya adalah “badai yang sempurna untuk penembakan massal”, kata pihak Kepolisian pada Selasa, 25 Oktober 2022.
Reuters melaporkan, Polisi menemukan buku catatan biru di dalam mobil yang dikendarai oleh si pembunuh, Orlando Deshawn Harris pada hari Senin, 24 Oktober 2022, ke Central Visual and Performing Arts High School, di mana ia menembak mati guru berusia 61 tahun dan siswa perempuan berusia 16 tahun, serta melukai atau menyebabkan cedera pada tujuh orang lainnya.
Harris tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Menggambarkan catatan tulisan tangan sebagai “manifesto,” Komisaris Polisi Michael Sack membacakan sebagian dari dokumen itu kepada media pada konferensi pers pada hari Selasa.
“Saya tidak punya teman,” Sack mengutip catatan pelaku. “Saya tidak punya keluarga. Saya tidak pernah punya pacar. Saya tidak pernah memiliki kehidupan sosial. Saya telah menjadi penyendiri yang terisolasi sepanjang hidup saya. Ini adalah badai yang sempurna untuk penembak massal.”
Sack mengatakan Harris mungkin menderita penyakit mental dan catatan itu menjelaskan keadaan pikirannya.
“Dia merasa terisolasi, dia merasa sendirian,” kata Sack. “Sangat mungkin marah dan kesal pada orang lain yang, menurut dia, memiliki hubungan yang sehat, jadi keinginan untuk menyerang.”
Harris, 19 tahun, tidak memiliki riwayat kriminal sebelumnya, kata Sack kepada wartawan. Dia membawa senapan AR-15 dengan 600 butir amunisi.
Penembakan itu adalah salah satu dari banyak penembakan di sekolah yang telah menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka di seluruh Amerika Serikat tahun ini saja.
Salah satu yang paling mematikan terjadi pada Mei ketika seorang pria bersenjata membunuh 19 anak-anak dan dua orang dewasa di Uvalde, Texas.
SUARA TEMBAKAN
Pihak berwenang St. Louis tidak mengungkapkan bagaimana Harris, seorang mantan mahasiswa di Central, memasuki gedung yang terkunci itu sekitar pukul 09.10 pada hari Senin. Serangan berlangsung sekitar 15 menit sebelum polisi menyerbu sekolah.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, polisi mengatakan petugas menemukan Harris bersembunyi di dalam ruang kelas lantai tiga. Harris tidak mematuhi perintah petugas untuk menjatuhkan senjata dan menyerah. Dia menembakkan senapannya, dan petugas menembaknya.
Banyak siswa bersembunyi di ruang kelas dan beberapa melompat keluar jendela, kata laporan media.
Selain dua korban jiwa, empat remaja mengalami luka tembak dan tiga remaja lainnya mengalami luka ketika menyelamatkan diri.