CakapCakap – Cakap People! Maria Zakharova, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, buka suara menanggapi klaim dari utusan khusus PBB Pramila Patten yang menyebut kalau ada kekerasan seksual di perang Ukraina. Patten juga mengatakan Rusia sengaja menggunakan strategi perkosaan sebagai bagian dari kampanye militer Rusia di Ukraina.
“Tak ada yang bisa mengomentari ucapan P. Pattern secara serius. Sekali lagi, apa yang sedang kami lihat adalah sebuah kisah klasik yang pada saat ini sudah mencapai tingkat imajinasi,” kata Zakharova, seperti dikutip dari RT.
Dia menambahkan kesimpulan yang dibuat PBB berdasarkan data yang sulit untuk diverifikasi.
Menurut Zakharova, kesimpulan yang dibuat Pattern berdasarkan data yang terpisah yang disediakan oleh Komisi Penyelidikan Independen Internasional untuk perang Ukraina. Kelompok itu dibentuk pada musim semi 2022 berdasarkan sebuah resolusi Dewan HAM PBB. Rusia tidak mengakui mandate tersebut.
Zakharova mengatakan klaim Pattern mirip dengan yang pernah disampaikan mantan komisi HAM Ukraina Lyudmila Denisova. Pada akhir Mei lalu, Denisova sudah dipecat lewat mosi tidak percaya karena dia dianggap gagal melaksanakan tugas-tugasnya seperti mengorganisir koridor-koridor kemanusiaan dan pertukaran tahanan di tengah konflik Ukraina dan Rusia.
Media di Ukraina lalu mewartakan kalau sebagian besar tuduhan-tuduhan yang pernah dilontarkan Denisova terkait kekejaman seksual oleh tentara Rusia di Ukraina, belum dikonfirmasi oleh jaksa penuntut di Ukraina.
Reaksi Zakharova tersebut dipicu oleh wawancara Pattern dengan AFP pada pekan ini. Ketika itu, Pattern mengklaim kekerasan seksual sebagai taktik yang disengaja dan strategi militer Rusia yang ditujukan untuk tidak memanusiakan para korbannya. Pattern juga mengklaim tentara Rusia dilengkapi dengan obat kuat Viagra.
Zakharova menyoroti klaim seperti yang diucapkan Pattern pernah disampaikan oleh negara-negara Barat di masa lalu. Pada 2011 Duta BEsar Amerika Serikat untuk PBB Susan Rice menuduh Pemimpin Libya Muammar Gaddafi telah membekali tentara Libya dengan Viagra untuk mendorong perkosaan massal selama konflik yang didukung NATO, yang berujung terbunuhnya Gaddafi.