CakapCakap – Cakap People! Aktivis iklim Greta Thunberg mengizinkan Jerman menunda rencana untuk menutup sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada akhir tahun ini. Thunberg mengatakan hilangnya output Jerman di tengah krisis energi Eropa akan mengarah pada alternative yang lebih berbahaya bagi lingkungan.
“Secara pribadi, saya rasa ini gagasan yang buruk untuk fokus pada batu bara ketika PLTN sudah ada. Namun tentu saja ini sebuah debat yang sangat menular,” kata Thunberg dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jerman ARD, yang ditayangkan Rabu, 12 Oktober 2022.
Thunberg, 19 tahun, adalah remaja asal Swedia, yang sebelumnya sangat lantang menyuarakan penolakan penggunaan energi nuklir. Sebab penggunaan nuklir sebagai sumber energi sangat berbahaya, mahal dan memakan waktu.
Pada Juli 2022 lalu, anggota parlemen Uni Eropa memutuskan untuk mengkategorikan energi nuklir sebagai energi yang berkesinambungan. Thunberg pun langsung menyuarakan penolakannya dengan mengatakan tidak ada cukup lobi dan greenwashing akan membuat semuanya menjadi hijau.
“Kita saat ini benar-benar membutuhkan energi yang diperbaharui, bukan solusi yang salah,” kata Thunberg.
Konflik Rusia – Ukraina telah mengarah pada penjatuhan sejumlah sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penurunan jumlah pengiriman gas alam cair Rusia ke Eropa Barat, Jerman dan negara-negara anggota NATO membuat warga harus bersiap menghadapi musim dingin yang menggigil dan gelap. Pekan ini, Italia baru saja memberlakukan aturan larangan menggunakan pemanas.
Jerman adalah negara dengan perekonomian terbesar di Eropa. Negara itu pun melakukan pembatasan pada warganya untuk penggunaan lampu dan pemanas, yang ditujukan untuk mengurangi konsumsi gas selama musim dingin.
Kebijakan Jerman itu, juga berlaku di kantor-kantor pemerintahan dan fasilitas umum, di mana suhu pemanas diturunkan. Aturan ini tidak berlaku untuk institutsi sosial seperti rumah sakit yang boleh memasang pemanas 20 – 19 derajat celsius.