CakapCakap – Cakap People! Setelah tujuh bulan perang yang melelahkan, banyak warga Ukraina takut akan mengalami lebih banyak penderitaan dan represi politik ketika terjadi referendum oleh Kremlin. Banyaknya polisi yang berjaga sambil membawa senjata di wilayah Luhansk, Kherson, Donetsk, dan Zaporizhzhia menandakan aneksasi Rusia akan segera terjadi atas empat wilayah yang diduduki tersebut.
Banyak penduduk meninggalkan empat wilayah tersebut sebelum referendum berlangsung. Mereka takut dipaksa untuk memilih atau berpotensi mengikuti wajib militer menjadi tentara Rusia.
Salah satu warga, Petro Kobernik meninggalkan Kota Kherson yang dikuasai Rusia tepat sebelum pemungutan suara dimulai pada Jumat, 23 September 2022. Dia mengatakan, prospek hidup di bawah hukum Rusia dan perang yang meningkat membuatnya sangat gelisah tentang masa depannya.
“Situasi berubah dengan cepat, dan orang-orang takut bahwa mereka akan dilukai oleh militer Rusia, atau gerilyawan Ukraina dan pasukan Ukraina yang menyerang,” Kobernik dalam sebuah wawancara melalui telepon.
Beberapa pejabat Rusia membawa surat suara ke lingkungan tempat tinggal Kobernik ditemani oleh polisi bersenjata. Kobernik mengatakan, ketika pejabat Rusia datang, ayahnya yang berusia 70 tahun menutup pintu rumahnya di Desa Novotroitske, Kota Kherson. Ayah Kobernik bersumpah untuk tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam rumahnya.
Kiev dan Barat mengecam referendum tersebut. Mereka secara luas menilai referendum sebagai dalih untuk aneksasi. Pihak berwenang Rusia diperkirakan akan mengumumkan kepemilikan empat wilayah tersebut setelah pemungutan suara berakhir pada Selasa, 27 September 2022.
Kremlin telah menggunakan taktik ini sebelumnya. Pada 2014, Rusia mengadakan referendum di wilayah Krimea, Ukraina. Langkah ini dikecam oleh sebagian besar dunia dan dianggap ilegal.
Pihak berwenang Ukraina telah mengatakan kepada penduduk dari empat wilayah yang diduduki Rusia bahwa mereka akan menghadapi hukuman pidana jika ikut memberikan suara. Pihak berwenang Ukraina menyarankan agar warga yang tinggal di wilayah Luhansk, Kherson, Donetsk, dan Zaporizhzhia segera pergi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dia siap menggunakan senjata nuklir untuk melindungi wilayahnya. Putin juga telah memobilisasi 300 ribu tentara cadangan untuk bertempur di Ukraina.
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!