CakapCakap – Cakap People! Kamu mungkin pernah mendengar ‘uang panai’ dalam pernikahan adat Bugis Makassar. Bagi masyarakat Suku Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan, uang panai memegang makna penting dalam pelaksanaan sebuah pernikahan. Mari mengenal uang panai!
Mengenal Uang Panai
Dilansir dari detikcom, menurut Sosiolog dari Unversitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Rahmat Muhammad mengatakan, uang panai merupakan perlambang penghormatan suku Bugis – Makassar terhadap perempuan. Secara spesifik, penghormatan tersebut diberikan calon suami kepada calon istrinya. Uang panai juga diartikan sebagai wujud keseriusan seorang laki-laki yang hendak melamar anak perempuan.
Tak hanya itu, uang panai juga diartikan sebagai uang belanja. Nilai uang tersebut sebagai syarat adat untuk membiayai pesta perkawinan untuk pengantin wanita. Tentunya, nominal uang panai bernilai cukup tinggi.
Besar Uang Panai Bugis
Berbeda dengan mahar atau seserahan, uang panai ditujukan sepenuhnya kepada keluarga pihak perempuan. Besar uang panai tersebut beragam, dengan kisaran jutaan hingga ratusan rupiah. Nominal tersebut biasanya dilihat dari strata sang perempuan, bagi dari kecantikan, keturunan bangsawan, pendidikan, hingga pekerjaan. Semakin tinggi strata perempuan yang ingin dinikahi, maka jumlahnya pun semakin besar.
Untuk gadis dengan pendidikan SMA, uang panai berkisar Rp50 juta. Untuk pendidikan sampai S1 sebesar Rp150 juta. Nilai panai juga akan meningkat jika gadis pujaan tersebut merupakan keturunan bangsawan. Besar nonimalnya bisa mencapai ratusan juta. Tidak heran jika uang panai Bugis terkenal mahal.
Pengorbanan dan Kesungguhan Laki-laki Bugis
Uang panai dalam suku Bugis sudah menjadi tradisi turun temurun. Simbol penghargaan kepada perempuan tersebut menjadi bukti kepada orang tua sang perempuan, jika calon suaminya memiliki kesungguhan untuk mengupayakan uang panai.
Panai Bisa Menjadi Tanda Penolakan Lamaran
Besar nominal uang panai biasanya disebutkan oleh pihak perempuan. Besar uang tersebut bisa menjadi tanda untuk menolak lamaran seorang laki-laki. Pihak perempuan bisa mematok nominal yang tinggi dan tidak bisa dijangkau oleh pria, sebagai tanda penolakan secara halus.
Uang panai dalam pernikahan suku Bugis mengakibatkan tingginya kasus kawin lari. Sebagian besar dikarenakan tidak sanggup untuk membayar uang panai.
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!