CakapCakap – Cakap People! Penyanyi Megan Thee Stallion telah menggugat label rekaman 1501 Entertainment yang menaunginya karena masalah royalti. Peraih Grammy Awards berusia 27 tahun itu menuntut satu juta dolar AS atau sekitar Rp 14,8 miliar kepada label tersebut.
Dalam dokumen pengadilan, Stallion menyatakan bahwa label rekamannya tak bertanggung jawab atas pemenuhan royalti untuk dua album terakhirnya yang bertajuk “Something for Thee Hotties” dan “Traumazine”.
“Selama dua (2) tahun terakhir, Megan dan 1501 mengukir sejarah dan menghadapi perselisihan satu sama lain mengenai perjanjian rekaman, termasuk unconscionability dalam bentuk aslinya, serta perselisihan mengenai rilis musik,” demikian merujuk dokumen pengadilan seperti dilansir dari People, Kamis, 25 Agustus 2022.
Pengacara Stallion mengatakan, keduanya telah menyelesaikan beberapa perselisihan melalui penerbitan beberapa perintah penahanan sementara terhadap terdakwa dari pengadilan ini. Tetapi perselisihan baru telah muncul yang membutuhkan bantuan lebih lanjut dari Pengadilan.
Dokumen itu mengklaim bahwa label rekaman berpendapat album “Something for Thee Hotties” tidak memenuhi definisi album dan tidak memenuhi komitmen perekaman minimum.
“Posisi baru 1501, diambil berbulan-bulan setelah album dirilis, itu jelas merupakan tipu muslihat untuk mencoba mengambil keuntungan lebih jauh dari Megan, dengan biaya besar dan dengan itikad buruk,” lanjut pengaduan tersebut
Steven M Zager, pengacara untuk 1501, mengatakan bahwa kliennya tidak bersalah. Malah menurut 1501, Stallion yang berutang satu album lagi kepada label tersebut.
Dia mengklaim bahwa Something for Thee Hotties tidak memenuhi kriteria album mereka, karena menampilkan materi arsip dan kata-kata yang diucapkan, serta dirilis terlalu cepat sejak album debut 2020 sebelumnya “Good News”.
“Kami sedang mengevaluasi Traumazine. Tapi tidak mungkin Something for Thee Hotties memenuhi syarat sebagai album karena istilah itu didefinisikan di bawah komitmen rekamannya dalam berbagai kontraknya dengan 1501,” kata Zager.
“Jadi, untuk sejumlah alasan, kami merasa bahwa posisi kami dibenarkan dan sesuai dengan kontrak. Kami telah mencoba bekerja dengan Megan, dan kami ingin Megan sukses,” tambah Zager, mencatat bahwa tuduhan mereka membocorkan Traumazine adalah tidak masuk akal.
Megan sebelumnya mengajukan gugatan terhadap 1501 pada tahun 2020, menuduh bahwa label tersebut mencegahnya merilis musik baru setelah dia mencoba menegosiasikan kembali kontraknya.